"Rembulan?" herannya.
"Rembulan memantulkan cahaya mentari untuk menggantikannya di kala malam. Dan matamu adalah cermin Tuhan yang padanya Dia melihat alam semesta dengan segala Kesempurnaan-Nya dan Keagungan-Nya."
"Indahkah Tuhan itu?"
"Lebih dari yang kau bayangkan."
"Bagaimana Ayah mengetahuinya?"
"Adakah kata-kata yang bisa melukiskan Keindahan Tuhan?"
"Aku tidak tahu," pasrahnya. Lantas kukatakan, "Tidak ada."
Nah, Gadis Kecilku, sudahkah Cenora menceritakan semua itu padamu di sana? Aku tidak pernah menyangka bahwa Tuhan mengambil kalian dari hidupku dalam rentang 4 tahun.
Cenora yang biasanya merengek ingin tidur bersamaku ... tidak pernah kudengar lagi rintihannya. Dia yang biasanya ingin kupeluk di bawah hujan bintang-bintang ... tidak pernah kurasakan lagi kehangatannya.
Kalian adalah dua galaksi mungil yang mengitariku dalam kehidupan yang harmonis dan tak berirama ini. Akan jadi apa kehidupanku sekarang tanpa ada galaksi mungil yang menaungiku di derasnya arus "kenyataan"?
Apakah lambaian tangan akan mencukupkanku untuk merelakan kalian? Bahkan aku tidak pernah mengizinkan kalian untuk pergi sejauh 2 mil dariku. Tetapi yang dilakukan takdir sering menjengkelkanku.