Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni "Menabung" Kepuasan

11 Agustus 2021   05:30 Diperbarui: 11 Agustus 2021   20:45 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan karena kita tidak mempercayainya, kita tidak akan melakukan apa-apa. Itu sebuah fakta klasik.

Kita harus yakin bahwa tabungan kita akan mendatangkan kebahagiaan yang lebih besar. 

Anda harus yakin bahwa diet akan membuat badan Anda perlahan langsing dan meningkatkan rasa cinta kekasih Anda secara drastis.

Mengelola emosi dan bukan melawannya

Apa yang terjadi ketika Anda membenci dan menghajar musuh-musuh Anda? Mereka akan melawan dan balas menghajar Anda. Tapi apa yang terjadi ketika Anda memaafkan dan mulai akrab dengan mereka?

Begitu pula emosi kita. Bagaimanapun juga, ia bersemayam dalam diri kita. Jika kita terus melawannya, kita malah akan semakin tersiksa olehnya. Kita mesti belajar untuk menundukkannya dan mengelolanya.

Dengan begitu, ia akan menjadi sekutu kita.

Pada akhirnya, seni "menabung" kepuasan lebih dari sekadar pengendalian diri. Ini juga melibatkan peran kuat dari konteks situasional dan emosi yang sering kali bertanggung jawab atas pilihan kita.

Pemuasan yang tertunda menjadi semacam transaksi yang sering kita hadapi. Apakah kita rela untuk menukarkan kesenangan saat ini untuk kebahagiaan yang lebih besar di waktu nanti? Sejauh mana kita mampu menghadapi rasa sakit itu untuk hasil yang menunggu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun