Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Menjadi (Lebih) Kreatif dan Melampauinya

10 Juli 2021   07:06 Diperbarui: 10 Juli 2021   07:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gagasan kreatif menjadi hal yang paling dirindukan para kreator | Ilustrasi oleh Martina Bulkova via Pixabay

Sejumlah penelitian terbaru meragukan validitas teori Motivasi Intrinsik. Jacob Eisenberg, profesor bisnis di University College Dublin, dan William Thompson, psikolog di Macquarie University, adalah dua orang yang melakukan penelitian tersebut.

Hasil penelitian mereka tampaknya membantah teori Motivasi Intrinsik. Mereka menemukan bahwa para musisi yang berpengalaman akan berimprovisasi dengan lebih kreatif saat diiming-imingi imbalan uang dan ketenaran.

Nah, apakah teori Motivasi Intrinsik keliru? Atau metode penelitiannya yang tidak tepat?

Sebenarnya, tidak ada yang salah. Eisenberg dan Thompson menduga bahwa faktor terpentingnya adalah jenis orang yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Partisipan dalam penelitian Amabile bisa dibilang orang awam, tanpa latar belakang seni. Sedangkan partisipan dalam penelitian Eisenberg adalah para musisi veteran dengan setidaknya memiliki pengalaman selama lima tahun.

Kompetisi rupanya memotivasi para kreator yang sudah berpengalaman, tetapi dapat menggetarkan mereka yang belum berpengalaman. Dengan kesimpulan ini, maka tantangan yang diterima para kreator juga dapat memengaruhi kreativitas mereka.

Kini teori yang berkembang pun menyatakan bahwa gabungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah bentuk ideal.

Sebagian orang, misalnya, mungkin pada mulanya dimotivasi oleh iming-iming penghargaan eksternal, namun begitu sudah hanyut dalam pekerjaan, mereka memasuki kondisi psikologis yang dikenal sebagai flow (mengalir).

Dalam dunia film, Anda dapat memahaminya lewat tokoh Joe Gardner dalam film "Soul". Pada awal cerita digambarkan bahwa Joe merupakan seorang guru musik dan ingin menjadi musisi agar bisa dihargai oleh semua orang dan mendapatkan publisitas yang luas.

Tapi saat tiba kesempatan untuk menunjukkan bakatnya, Joe tenggelam dalam permainan pianonya. Semua jari tangan yang menekan not-not itu benar-benar mengalir. Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, Joe tidak merasakan sesuatu yang berbeda.

Dia mencabut keinginannya itu dan memutuskan untuk sekadar menikmati sisa hidupnya dengan nada-nada indah dari musik. (Terkesan singkat, tapi mengandung spoiler!)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun