Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Coretan Cinta

15 Juni 2021   16:35 Diperbarui: 15 Juni 2021   16:46 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta manusia dibangun dari dasar, suatu proses yang memakan waktu | Ilustrasi oleh Karolina Grabowska via Pixabay

Manusia adalah makhluk yang paling mudah merasa bosan, bahkan mereka takut dengan kesenyapan karena saat itulah kebosanan membunuh mereka.

Kamu ingat tentang kupu-kupu Alcon Biru-ku? Aku mencintainya, terutama karena dia pernah hinggap di keningku beberapa kali. Tapi aku tidak menyukainya, Aneska. 

Sebenarnya dia punya bintik hitam pucat di sayap kirinya. Dan bintik itu membuatku tidak menyukainya, karena ada banyak kupu-kupu yang jauh lebih cantik darinya. Meskipun demikian, aku tetap mencintainya.

Jika kamu pikir ini berkontradiksi, sebenarnya tidak. Tidak semua rasa cinta diiringi rasa suka. Pada hubungan anak dan ibu, seorang anak akan berkata kepada ibunya, "Aku mencintaimu," dan bukannya, "Aku menyukaimu." 

Itu alamiah dan menunjukkan hakikat sejati dari cinta. Atau kamu bisa membalikkan situasinya. Mungkin kamu tidak suka dengan ibumu yang sangat cerewet. Di samping ketidaksukaanmu itu, bagaimanapun juga, kamu mencintainya.

Cinta datang dari hubungan emosional yang tidak bersyarat. Itulah yang membuat seorang anak mencintai ibunya, karena emosi di antara mereka sudah tertanam sejak lahir secara alami. 

Rasa cinta datang dari pengalaman emosional, lebih dari sekadar perasaan belaka dan pastinya bersifat internal. Tapi rasa suka datang dari dunia fisik yang jauh lebih dangkal ketimbang pengalaman emosional. Dan karenanya ia bersifat eksternal, atau dipancing oleh sesuatu dari luar diri sendiri.

Dapatkah kamu memahaminya, Aneska? Sudahlah, sekarang ini menyerah saja padaku. Aku akan melanjutkan.

Jika kamu pernah jatuh cinta kepada seseorang karena parasnya atau hartanya, kamu harus hati-hati, Aneska. Bukanlah cinta jika perasaan itu berpatokan pada diri selain dirimu. Cinta tumbuh dari dalam; murni mengakar di hatimu.

Karenanya cinta itu tak terdefinisikan. Cinta itu misterius! Ia menjadi misterius karena hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang sedang berada dalam pelukan cinta. 

Ketika sekarang aku mampu membicarakan cinta, itu karena aku sedang berada di dalam keindahannya. Kamu lupa, aku cinta padamu, Aneska! Kini aku bisa mengerti tentang apa itu cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun