Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Terselubung dari Konsep "Efek Kupu-kupu"

26 Mei 2021   11:30 Diperbarui: 26 Mei 2021   11:48 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatikan kembali perumpamaan dari Lorenz: satu kepakan kecil dari kupu-kupu di Brazil dapat menyebabkan badai tornado di Texas. Apakah itu merupakan hubungan kausalitas secara langsung? Tidak, itu merupakan efek domino.

Kepakan sayap kupu-kupu mewakili turbulensi kecil di atmosfer yang menyebabkan rangkaian peristiwa yang mengarah pada perubahan peristiwa yang jauh lebih besar dengan jarak ribuan mil.

Bayangkan bola salju kecil di puncak gunung. Ketika bergerak menuruni gunung, bola salju tersebut tidak hanya memperoleh momentum dan kecepatan, tapi juga bertambah besar dan berpotensi menjadi bahaya fatal bagi apa pun yang dilewatinya.

Demikian pula halnya kehidupan kita. Ketika kita diingatkan bahwa hal kecil dapat memicu hasil yang besar, bukan berarti itu akan terjadi secara instan. 

Kita perlu melakukannya secara konsisten layaknya bola salju kecil yang menuruni gunung tadi. Jika berhenti di tengah jalan, bisa jadi momentum tersebut malah lenyap.

Ya ... ini tidak terlalu sulit untuk dimengerti. Dan mungkin benar juga anggapan bahwa kehidupan kita hanyalah rangkaian dari efek domino. Dalam satu perspektif, itu benar.

Membunuh harapan

Sisi gelap dari Efek Kupu-kupu adalah bahwa hal kecil juga bisa menghancurkan kehidupan kita. Tulisan ini diawali oleh contoh negatif dari Efek Kupu-kupu, maka demikian benarnya, bahwa Efek Kupu-kupu juga bisa memicu hasil buruk kepada kita.

Tentu ini mengindikasikan bahwa keputusan sekecil apa pun perlu dipertimbangkan dengan cermat. Tapi cara lain untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan membunuh harapan.

Efek Kupu-kupu dapat rusak ketika kita membangun harapan. Harapan adalah sumber kekecewaan yang juga membungkam makna dari sesuatu.

Sederhananya begini: ketika kita tahu bahwa pada akhirnya Efek Kupu-kupu juga bisa memicu hasil yang buruk, maka kita akan cenderung overthinking dalam memutuskan sesuatu. 

Paradoksnya, overthinking malah membuat keputusan kita diwarnai ilusi berlebihan dan merusak daya kita dalam memilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun