Aku bukan hanya kupu-kupu untuk kamu tangkap. -- Jostein Gaarder, The Orange Girl
Sekarang saya mulai bertanya-tanya: pengetahuan macam apa yang melatarbelakangi tulisan-tulisan Gaarder? Dan ya, saya menemukan filsafat.
Mungkin Anda bisa menebaknya, saya mulai membaca buku "Shopie's World" (terj. Dunia Shopie) yang masih merupakan karya Jostein Gaarder. Saya berkenalan dengan filsafat di awal pandemi dan tetap mempelajarinya hingga sekarang.
Apa yang ingin saya bagikan kepada Anda bukan sekadar kisah membosankan saya terhadap buku. Namun lebih dari itu, saya ingin Anda mengetahui betapa ajaibnya buku untuk mengubah hidup seseorang.
Tidaklah berlebihan jika saya mengatakan bahwa petualangan saya terhadap buku selama 2 tahun jauh lebih berharga ketimbang waktu 12 tahun yang saya habiskan di sekolah.
Bagi saya pribadi, buku bukan sekadar guru, tapi juga teman dalam berpikir. Dan saya lebih suka guru yang menemani saya berpikir ketimbang guru yang memaksakan sesuatu untuk masuk ke tenggorokan saya.
Buku bukan sekadar kumpulan kata dalam satu jilid, tapi di dalamnya juga terkandung makna kehidupan yang selama ini kita lewatkan.
Buku adalah kerang yang selama ini kita abaikan.
Jika Anda melihat kerang sedang bermuara di dasar laut, Anda mungkin akan mengabaikannya. Tapi jika Anda berani membuka mulut kerang itu, Anda menemukan bagian berharganya: mutiara.
Begitu pula buku. Dalam wujud fisiknya, buku bisa menjadi barang paling usang dan membosankan sepanjang sejarah. Tapi jika Anda berani untuk membuka dan membacanya, Anda bisa mendapatkan bagian berharganya: pengetahuan.
Pengetahuan adalah kekuatan. -- Francis Bacon