Tidak, Pembaca, saya mengungkapkan ini bukan sebagai seruan agar Anda banyak bergosip. Jadi, mengertilah.
Banyak peneliti yang mengatakan bahwa dalam bergosip terdapat keintiman untuk berbagi pengalaman dan merasa Anda berada dengan orang yang tepat.
Bergosip juga dapat mencegah kesepian, serta memfasilitasi ikatan dan kedekatan dalam sebuah hubungan. Oh ya, bergosip juga berfungsi sebagai bentuk hiburan.
Tapi, hati-hati, ketika perbincangan gosip Anda sudah mengarah pada keburukan, ini bisa menjadi bumerang bagi Anda.
Mari kita kembali menuju esensi dari bergosip.
Jika Anda tidak bosan, saya akan senang untuk mengulanginya sekali lagi bahwa bergosip berarti berbicara tentang orang yang tidak hadir. Karenanya ini bisa menjadi perbincangan yang baik atau buruk.
Jadi, kapan ini bisa menjadi baik?
Ketika gosip digunakan sebagai cara untuk bertahan hidup.
Katakanlah Anda tinggal serumah dengan ibu dan ayah Anda. Semua tagihan dan sumber makan dibiayai oleh ayah Anda.
Pada suatu hari, ibu Anda mengunjungi Anda yang sedang asyik nongkrong di tepi jembatan. Dia menghampiri telinga Anda dan berbisik, "Nak, Ayah kehilangan pekerjaan."
Anda tersentak hingga hampir jatuh ke sungai. "Mengapa?" tanya Anda.