Aku merasa perutku kejang. Aku merasa sakit. Aku butuh tangan untuk digenggam. Tapi sekaligus merasa marah.
Aku dibuat marah oleh pemikiran bahwa suatu hari aku akan lenyap dan menjadi tiada. Bukan hanya satu atau dua minggu, bukan untuk setahun atau seratus tahun, tapi untuk seterusnya.
Aku merasa diolok-olok oleh semuanya. Tak ada yang bisa digenggam. Tak ada yang bisa menyelamatkanku.
Antreas, aku tidak kehilangan hidup. Aku hanya kehilangan semua orang dan segala sesuatu yang kucinta. Aku kehilangan ragaku sendiri. Tapi aku akan menuju dunia baru.
Ha! Biarkan aku jatuh di kursi ini. Biarkan piano itu bermain dengan sendirinya melantunkan musik yang paling sedih di dunia. Biarkan para boneka menari bersamanya.
Aku sudah melepaskan gairah hidup di tengah kedua orang yang akan aku tinggalkan. Aku akan tiada. Aku tidak eksis lagi, aku kehilangan diriku sendiri.
Hai, lihat! Aku menghilang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H