Kita datang ke dunia ini hanya sekali, Antreas. Sekarang usiamu 14 tahun, aku mesti memutuskan tentang bagaimana cara engkau bisa mengetahui rahasia kehidupan.
Kita punya apa yang aku sebut dengan "tenggat". Setelah tenggat itu berlalu, ia akan kadaluwarsa.
Hidup ini singkat bagi mereka yang benar-benar memahami bahwa suatu hari, seluruh dunia akan tiba pada titik akhir yang penghabisan. Tidak setiap orang mampu memahami itu.
Tidak setiap orang punya kemampuan untuk memahami apa arti pergi untuk selama-lamanya. Terlalu banyak hal yang mengalihkan perhatian, jam demi jam, menit demi menit, yang membuat pemahaman semacam itu terlewatkan.
Dalam beberapa hari ini, aku nyaris tidak memikirkan apa-apa kecuali jawaban sulit yang aku harus jawab dengan segera.
Aku telah belajar untuk berpikir tentang "malam-malam seperti ini yang tak akan pernah lagi bisa kurasakan ...". Namun, Aku juga telah diwarisi sebuah mata untuk melihat betapa hidup ini sangat fantastis.
Antreas, andaikan ini Ramadan terakhirku, akankah Bumi menjadi lebih baik? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi tentu kamu tahu. Maukah kamu menuliskannya untukku? Aku akan membacanya dalam wujud yang lain.
Andaikan ini Ramadan terakhirku, apakah Allah menerima semua ketaatanku? Ingat Antreas, ketaatan tanpa perasaan ikhlas sama sekali tidak ada bedanya seperti para manusia yang menuruti nafsunya sendiri.
Lagi pula, apa itu ikhlas? Bagaimana kita bisa menjadi ikhlas? Apa yang membuat kita menjadi ikhlas?
Bahkan apa itu manusia? Apa itu hidup? Apa itu rasa sakit? Aku tidak tahu.
Beruntungnya, aku telah belajar untuk menengadahkan pandangan ke langit dan mengagumi segala sesuatu yang jauhnya miliaran tahun cahaya itu.