"Umat manusia tak bisa mempertahankan apa pun. Kami meninggalkan semuanya tanpa sisa."
"Kalau begitu, aku mohon pada kau, para saudaraku, gunakanlah senjata paling mutakhir kita yang sudah sangat berdebu," pinta Antreas.
"Apa itu?"
"Hati dan pikiran! Berimanlah dengan hatimu bahwa Tuhan Maha Pengampun. Gunakanlah pikiranmu untuk mencari cara yang etis dalam memohon ampunan kepada-Nya. Waktu kita sedang mendekati akhir. Terlambat satu detik saja, kita tak ada bedanya seperti batu-batu yang melebur menjadi pasir!"
Kesunyian mencekik beberapa saat hingga akhirnya mereka bersimpang-siur seperti mencari sesuatu yang amat-penting. Pernahkah datang seorang penolong seperti ini di masa yang lalu?
"Dosa-dosa telah ikut mendidih bersama darah-darah kita. Tapi hati selalu melolong akan kerinduannya menuju surga. Di manakah sang kilat akan menjilat lidah kita? Maka carilah kegilaan dalam dirimu yang mana mesti kau bersihkan segera!"
Muhammad Andi Firmansyah, di sudut tak terlihat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI