Antreas tetap dingin dalam bersikap. Di tengah riuhan gosip yang tak pasti, seorang perempuan berbaju lusuh bertanya, "Mengapa kau pergi? Apakah pasukanmu tak cukup kuat? Kami dengar, kalian baru saja memenangi peperangan!"
Antreas sedikit melangkah laksana seorang penari. "Aku mencintai manusia!" jawabnya.
"Lalu, apa yang kau inginkan di tengah gurun ini? Kau datang di saat kami berencana untuk pergi!"
"Bukankah aku pergi ke padang pasir karena aku terlalu mencintai manusia?" ujar Antreas sedikit lain.
"Jadi, bagaimana?" tanya seorang pribumi yang sangat kebingungan.
"Sekarang aku mencintai Tuhan. Mencintai manusia sangat menghancurkanku," jawabnya spontan tanpa ragu.
"Enyahlah kau!" sentak mereka. "Kami butuh seorang penyelamat dan bukannya seorang musuh!"
"Justru aku membawa hadiah untuk umat manusia."
"Jangan berpura-pura menyenangkan kami!"
"Tidak, aku di sini bersungguh-sungguh! Persembahan cintaku yang tulus untuk Tuhan akan membuat-Nya luluh untuk mengampuni dosa umat manusia."
"Bodoh! Tuhan Maha Pengampun!" seru seorang pribumi lainnya.