Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inilah Self Reward Terbaik bagi Raga dan Jiwa

6 Maret 2021   08:59 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang penderitaan itu hama umat manusia? Jika Anda tidak mengenal penderitaan, Anda tidak akan tahu betapa nikmatnya rasa senang dan bahagia. Jika Anda tidak pernah merasa sakit, Anda tidak akan pernah menghargai kesehatan Anda.

Jika Anda tidak pernah merasa lapar, Anda tidak akan tahu betapa nikmatnya merasa kenyang. Jika Anda tidak pernah merasa lelah, Anda tidak akan tahu betapa nikmatnya sebuah peristirahatan.

Karenanya, pembaca, sebuah self reward haruslah sesuatu yang membuat hidup semakin nikmat, seperti sepotong biskuit saat Anda menikmati segelas teh manis. Jika Anda masih menganggap bahwa self reward adalah hadiah gula pasir pada kopi pahit Anda, maka Anda sedang melawan kehidupan itu sendiri.

Jadi, berkontemplasi menjadi jawabannya (setidaknya bagi saya).

Berkontemplasi artinya menjernihkan pikiran guna menyelami diri sendiri. Berkontemplasi akan mendorong kita untuk merenung, memikirkan apa saja hal yang patut kita syukuri dan hargai, serta apa saja hal yang harus dilupakan dan dimaafkan.

Dengan demikian, segala kesibukan yang telah kita jalani menjadi begitu bermakna sebab kita akan tahu sampai di mana kita menghargai segalanya.

Sama halnya dengan ponsel, pikiran kita pun perlu dibersihkan dari file-file yang tidak perlu untuk menjaga kecepatan dan ketajaman dalam bekerja. Ruang penyimpanan kita memang tidak terbatas, tapi RAM-nya tetap terbatas.

Kita bisa menyimpan memori apa pun dalam otak kita, tetapi jika semua dipikirkan dalam waktu yang bersamaan, kita menjadi semakin lemot. Dan berkontemplasi akan menjadi penjernihan pikiran dari sesuatu yang tidak perlu dipikirkan.

Saya sangat menikmati self reward ini. Ketika saya menyelesaikan sebuah artikel, saya akan berkontemplasi sejenak: Apa yang saya pelajari dari tulisan saya? Apa yang kurang? Apakah menyinggung pihak lain? Apa yang saya dapatkan dari 120 menit menulis di depan layar laptop?

Dan setelahnya, saya menemukan sebuah kesadaran yang begitu dalam bahwa segala sesuatu yang saya kerjakan tak pernah sia-sia.

Berkontemplasi itu bagaikan laporan keuangan dalam sebuah perusahaan. Hanya berbeda sedikit. Laporan keuangan selalu dibuat pada akhir periode yang akan memberitahu Anda laba atau ruginya sebuah perusahaan, dan lalu menjadi patokan untuk mengambil keputusan di masa mendatang. Jika laba keputusannya begini, jika rugi keputusannya begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun