Hidup yang melelahkan atau bahkan menjengkelkan sekalipun bukanlah kopi pahit yang Anda teguk. Sebab hidup ini tercipta untuk indah dengan menjadi apa adanya, layaknya segelas teh manis yang Anda nikmati di pagi yang hangat.
Jika Anda tidak mampu menikmatinya, maka kemungkinan Anda sedang mengalami "diabetes". Maka Anda harus segera menyembuhkan diri sebab hidup sudah harmonis dengan menjadi apa adanya.
Karenanya self reward bukanlah hadiah ketika Anda melewati hari yang suram. Saya katakan kepada Anda, hidup telah memberikan kita hadiah dalam segala hal. Setiap saat. Jadi seharusnya, tidak ada sebutan hari yang suram.
Semua hal dalam hidup ini tercipta saling beroposisi. Bahkan baik-buruknya segala sesuatu sering terlihat samar-samar, bergantung dari mana Anda mengambil perspektif.
Seekor kera yang paling ganteng sekalipun tetaplah sangat jelek jika dibandingkan dengan manusia. Seseorang yang paling bijaksana pun akan tampak seperti seekor kera ketika dibandingkan dengan Tuhan.
Begitu pun penderitaan akan tampak sangat suram jika dilihat oleh seseorang yang sedang berputus asa. Tetapi penderitaan akan dianggap sebagai sebuah peluang untuk berkembang jika dilihat oleh mereka yang memahami hakikat hidup.
Ingat, ketika Anda naik menggunakan sebuah tangga, maka Anda akan turun dengan menggunakan tangga yang sama.
Dalam artian, sesuatu yang Anda anggap sepenuhnya baik ternyata juga terdapat keburukannya. Tidak ada yang benar-benar baik di dunia ini. Dan bahkan tidak ada yang benar-benar buruk di dunia ini.
Tidak ada yang stabil, kata Heraclitus, semuanya adalah cair. Apa pun yang Anda katakan tentang sesuatu, dalam sisi berseberangan sama-sama mengandung kebenaran.
Contohnya dalam hal perang. Kita menganggap perang sebagai peristiwa kematian massal. Padahal justru, perang itulah yang menciptakan perdamaian. Perang yang tercatat dalam sejarah telah membawa kita pada situasi yang (mayoritas) damai sekarang ini.
Dan karena terjadinya sebuah peperangan itulah kita menyadari betapa berharganya rasa saling menyayangi antar sesama.