Meledak. Berhasil!
Saya tahu itu cara yang kasar. Jadi barangkali, Anda tidak harus benar-benar mengucapkannya secara lisan. Cukup beritahu orang itu bahwa Anda memaafkannya. Terkait batasan itu, Anda bisa menanamkannya sendiri dalam hati.
Itu berarti, memaafkan tak selalu berarti melupakan. Justru, saya tak pernah berniat untuk melupakan kekeliruan seseorang terhadap saya. Karena kalau melupakan, saya tak bisa mengambil pelajaran apa pun darinya.
Ketika saya bertemu seseorang yang pernah membuat saya jengkel, saya sudah memaafkannya saat itu juga. Tapi, saya coba mengingat apa yang pernah dilakukannya. Karena dengan begitu, saya bisa lebih berhati-hati dan menghindari terulangnya peristiwa yang sama.
Jika seseorang telah mencuri banyak uang Anda, bukan berarti Anda harus meminjamkan mobil Anda kepadanya di hari yang lain. Itulah pentingnya menetapkan batasan. Kita bisa memaafkan seseorang dan tetap menyingkirkannya dari hidup kita.
Ironis, orang itu bahkan tidak perlu tahu Anda telah memaafkannya. Anda bisa memaafkannya demi Anda dan melanjutkan hidup Anda.
Dan bagaimana untuk memaafkan diri sendiri? Artikel saya beberapa waktu lalu akan membantu Anda. Klik di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H