Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cobalah untuk Memaafkan Tanpa Melupakan

29 Januari 2021   09:53 Diperbarui: 29 Januari 2021   10:01 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaafkan bukan berarti melupakan | Ilustrasi oleh Kalhh via Pixabay

Pemisahan tindakan dari orangnya sangat penting untuk mencapai kesimpulan kita pada seseorang. Semua orang melakukan hal-hal buruk. Tapi sangat sedikit di dunia ini yang menjadi orang jahat.

Pada faktanya, setiap orang terus bergerak, berubah, dan berkembang (atau setidaknya memiliki potensi untuk melakukannya). Jadi, fokuslah pada potensi evolusi itu, karena demikianlah inti dari memaafkan.

Kedua, memahami motivasi mereka. Ada aturan universal yang berlaku di sini: Orang yang melakukan hal-hal menyakitkan melakukannya karena mereka sendiri terluka.

Kebanyakan orang yang tampak senang menyakiti kemungkinan besar hanya sedang mengimbangi rasa sakit yang mereka rasakan.

Pernah seorang pria mencuri sekotak susu balita di minimarket karena dia takut tidak akan mampu menafkahi anaknya yang masih balita.

Atau seorang pria yang mencuri ponsel merasa dibenarkan karena dia tumbuh dalam kemiskinan dan sekarang dituntut oleh kebutuhan anaknya yang harus sekolah online.

Atau seorang nenek yang mencuri sebungkus roti merasa dibenarkan karena hidup memberinya takdir dalam keadaan miskin dan kelaparan.

Apakah alasan-alasan itu benar atau tidak, saya rasa tidak penting. Intinya, jangan sampai kita mengira mereka jahat. Setiap orang merasa dibenarkan dalam apa yang mereka lakukan, karena kalau tidak, mereka tidak akan melakukannya!

Bahkan seorang teroris rela melakukan aksi bom bunuh diri, karena merasa dibenarkan oleh kepercayaannya. Tapi saya bingung, kepercayaan atau agama mana yang menganjurkan penganutnya untuk meledakkan diri bersama bom?

Memang mencuri bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan. Tapi, kita memisahkan tindakan dari orangnya, ingat? Ini bukanlah alasan, ini hanyalah penjelasan. Jadi sebelum memaafkan seseorang, ada baiknya kita memahami mengapa mereka melakukan tindakan itu.

Ketiga, berempati. Sekarang bagian yang paling sulit: kita harus berempati pada orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun