Risma selalu berprinsip bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah amanah dari rakyat, bukan sesuatu yang harus dikejar, sehingga tanggung jawab ini menjadi pemimpin itu harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan rakyat. Selain itu, menjadi pemimpin itu sudah selayaknya memiliki hati yang ikhlas untuk memperjuangkan nasib wong cilik. Ini adalah salah satu prinsip hidupnya dimana pemimpin adalah pelayan.
Risma yang dikenal sebagai sosok perempuan yang hobi tanaman dan taman serta mencintai lingkungan hijau, bersih dan nyaman, menerapkan kebiasaan tersebut di Pemerintahan Kota Surabaya.Â
Selama menjadi Wali Kota Surabaya, Risma juga telah berhasil membangun ratusan taman yang tak hanya mempercantik pemandangan kota saja, tapi juga keberadaan ruang publik berupa taman kota yang jumlahnya sudah mencapai ratusan ini juga berhasil sedikit menurunkan temperatur di Kota Metropolitan kedua terbesar di Indonesia itu.
Salah satu taman yang menjadi pusat perhatian adalah Taman Bungkul. Lewat tangan dingin Risma, Taman Bungkul yang dilengkapi berbagai fasilitas, seperti skateboard dan sepeda track, jogging track, plaza (sebuah open stage yang bisa digunakan untuk live performance berbagai jenis entertainment), akses internet nirkabel (Wi-Fi atau Hotspot), telepon umum, arena green park seperti kolam air mancur, dan area pujasera.
Taman Bungkul berhasil meraih penghargaan Internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berupa The 2013 Asian Townscape Sector Award pada 2013. Penghargaan itu juga mendapatkan dukungan dari empat organisasi dunia, yakni UN Habitan Regional Office for Asia and The Pacific, Asia Habitat Society, Asia Townscape Design Society dan Fukuoka Asia Urban Research Center.
Itulah kenapa, Risma pernah murka ketika tanaman di Taman Bungkul rusak karena kegiatan bagi-bagi es krim pada 2014. Berbagai tanaman di Taman Bungkul rutin ditanam oleh Risma. Taman Bungkul hanya satu dari ratusan taman di Surabaya yang dibangun Risma, hingga taman-taman di Surabaya bertumbuhan, seolah mengimbangi gedung-gedung pencakar langit yang juga mulai tumbuh.Â
Hal ini Risma lakukan, lantaran tingkat polusi udara di Surabaya mulai memprihatinkan. Itulah kenapa, Risma membangun taman-taman kota yang hijau dan asri. Risma percaya keberadaan taman akan membuat udara lebih segar dan jalan-jalan protokol Surabaya menjadi lebih teduh, sehingga mengalihkan suhu udara di Surabaya yang lumayan panas saat musim kemarau.
Tidak hanya taman, tangan dingin Risma juga mengurai permasalahan sampah di Kota Pahlawan. Surabaya menjadi lebih bersih. Pengelolaan sampah menjadi lebih baik, sampah di jalan pun cepat bersih dengan diterjunkan pasukan kuning yang setiap pagi, siang, dan sore hari terus menyapu jalan.
Kota Surabaya saat dipimpin oleh seorang Tri Rismaharini memiliki segudang prestasi, diantaranya, 1) meraih delapan kali piala Adipura Kencana berturut-turut, tahun 2011 sampai tahun 2018 untuk kategori kota metropolitan, dan juga Adipura Paripurna pada tahun 2016; 2) menjadi kota terbaik dalam partisipasi se-Asia Pasifik pada 2012; 3) Penghargaan Future Government Awards 2013 tingkat Asia-Pasifik; 4) Penerapan sistem respon cepat atau central clearing house yang menjadikan warga Surabaya dapat mengirimkan keluhannya serta saran melalui telepon, sms, surat elektronik, fax, situs internet dan sosial media; 5) Internasional Future City versi FutureGov untuk Surabaya Single Windows atau SSW pada tahun 2014; 6) Tri Rismawati juga dinobatkan sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah Surabaya menjadi kota yang tertata dan rapi, pada tahun 2015; 7) Tri Rismaharini juga masuk jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain pada tahun 2015; 8) Risma mendapatkan penilaian bahwa Ia berhasil melakukan banyak sekali terobosan tentang lingkungan yang luar biasa di Surabaya. Risma juga dinilai berhasil mengubah kota besar dengan jutaan penduduk yang polusi, kemacetan dan kekumuhan menjadi kota metropolitan yang tertata dan kaya akan tanaman. Risma juga dinilai berhasil mengubah banyak lahan pemakaman gersang menjadi ruang penyerapan air sehingga dapat menangkal terjadinya banjir; 9) Anugerah tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo bersama 14 tokoh lainnya di Istana Negara pada 2014; 10) Penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award 2015 karena selama menjadi Wali Kota Surabaya berhasil menjadikan Kota yang cantik dan tertata serta mengembangkan sistem e-procurement atau lelang pengadaan barang elektronik; 11) Penghargaan Lee Kuan Yew City Prize pada Juli 2018, penghargaan ini karena kota Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan serta mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah serta partisipasi masyarakat yang sangat baik di tengah laju pembangunan kota yang berkembang dengan pesat.
Luar biasa bukan?
Naik Pitam karena Menemukan Catatan Hitam