Logistikon (Pikiran, Akal):
- Fungsi: Berpikir rasional dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
- Kebajikan: Kebijaksanaan (Sofia).
- Peran: Sebagai pemimpin yang mengatur dan mengarahkan dua bagian jiwa lainnya untuk mencapai harmoni dan keadilan dalam diri.
Thymoeides (Semangat, Nafsu):
- Fungsi: Menghasilkan emosi dan semangat seperti keberanian dan kemarahan.
- Kebajikan: Keberanian (Andreia).
- Peran: Sebagai pembela yang melindungi kehormatan individu dan membantu menjalankan keputusan yang dibuat oleh akal.
Epithymetikon (Hasrat):
- Fungsi: Mengelola hasrat fisik dan keinginan dasar seperti makan, minum, dan keinginan seksual.
- Kebajikan: Moderasi atau pengendalian diri (Sophrosyne).
- Peran: Memenuhi kebutuhan dasar manusia secara seimbang tanpa melampaui batas.
2. Mitos Kereta Jiwa
Platon menggunakan analogi kereta yang ditarik oleh dua kuda untuk menjelaskan struktur jiwa manusia. Dalam analogi ini:
- Pengemudi Kereta: Mewakili akal (logistikon) yang mengarahkan kereta.
- Kuda Putih: Mewakili semangat (thymoeides) yang bersemangat dan termotivasi.
- Kuda Hitam: Mewakili hasrat (epithymetikon) yang sering kali sulit dikendalikan.
Pengemudi harus mengendalikan kedua kuda tersebut dengan bijaksana untuk memastikan kereta berjalan dengan baik menuju tujuannya, yang merupakan simbol dari kehidupan yang adil dan harmonis.
3. Arete Sebagai Wujud Jiwa Terbaik
Arete atau kebajikan adalah pencapaian tertinggi dari potensi jiwa. Untuk mencapai arete, setiap bagian jiwa harus berfungsi dengan baik sesuai dengan kebajikannya masing-masing:
- Kebijaksanaan (Sofia): Fungsi dari akal.
- Keberanian (Andreia): Fungsi dari semangat.
- Moderasi atau Kehati-hatian, Pengendalian Diri (Sophrosyne): Fungsi dari hasrat.
- Keadilan (Dikaiosyne): Harmoni dari ketiga bagian jiwa bekerja bersama secara seimbang.
4. Teori Jiwa Manusia
Bagian ini menggabungkan elemen-elemen sebelumnya untuk membentuk teori keseluruhan tentang jiwa manusia menurut Platon. Jiwa manusia harus mencapai keseimbangan antara akal, semangat, dan hasrat untuk mencapai kehidupan yang adil dan bermakna.
5. Episteme Arete Manusia