4. Aristotle's Rhetorical Triangle: Ethos, Pathos, Logos
Aristoteles mengidentifikasi tiga elemen utama dalam retorika yang efektif:
Ethos (Kredibilitas):
- Definisi: Ethos adalah kredibilitas atau karakter pembicara. Ethos mencakup reputasi, keahlian, kejujuran, dan niat baik pembicara.
- Peran: Membangun kepercayaan dan otoritas pembicara di mata audiens. Semakin tinggi kredibilitas pembicara, semakin besar kemungkinan audiens menerima pesannya.
- Contoh: Menggunakan pengalaman profesional, testimoni dari pihak ketiga, atau menunjukkan kejujuran dan integritas selama presentasi.
Pathos (Daya Tarik Emosional):
- Definisi: Pathos adalah upaya untuk mempengaruhi audiens melalui emosi. Pathos bisa membuat audiens merasa senang, sedih, marah, bersemangat, atau bahkan takut.
- Peran: Menciptakan koneksi emosional dengan audiens untuk membuat pesan lebih persuasif. Emosi yang kuat dapat memotivasi audiens untuk bertindak.
- Contoh: Menggunakan cerita yang mengharukan, bahasa yang emosional, atau gambar yang kuat untuk mempengaruhi perasaan audiens.
Logos (Logika atau Alasan):
- Definisi: Logos adalah penggunaan logika, bukti, dan argumen rasional untuk meyakinkan audiens. Ini mencakup fakta, statistik, penelitian, dan alasan yang logis.
- Peran: Memberikan dasar yang kuat dan masuk akal untuk argumen pembicara. Tanpa logos, argumen bisa tampak tidak berdasar atau tidak meyakinkan.
- Contoh: Menyajikan data statistik, hasil penelitian, atau argumen logis yang mendukung klaim yang dibuat.
Segitiga Retorika: Segitiga retorika menunjukkan bahwa pembicara yang efektif harus menyeimbangkan ketiga elemen ini (ethos, pathos, logos) untuk menyampaikan pesan yang persuasif. Menggunakan ketiganya secara proporsional akan membantu pembicara mencapai tujuan komunikasinya.
5. Hasrat Manusia
Bagian ini menjelaskan bahwa hasrat manusia harus diimbangi dan diatur oleh akal sehat (logistikon). Berikut adalah rinciannya:
- Hasrat (Epithymetikon) harus dicampur dengan akal sehat untuk menghindari tindakan yang didorong oleh keinginan berlebihan atau impulsif.
- Thumos (Thymoeides), yang terkait dengan semangat dan emosi, harus dicampur dengan rasionalitas untuk memastikan tindakan yang penuh semangat namun tetap terarah dan bijaksana.
- Kesimpulan: Semua tindakan manusia harus diatur oleh kebijaksanaan (sophia) yang menggabungkan elemen-elemen jiwa ini dengan harmonis untuk menghasilkan kebajikan dan kesejahteraan.
Â
1. Tiga Aspek Jiwa Manusia Menurut Platon
Platon menggambarkan jiwa manusia terdiri dari tiga bagian utama yang memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing. Ini sejalan dengan model tripartitanya tentang jiwa: