Keramah-tamahan ini menjadi sesuatu yang aneh, mengingat setiap pelanggan SPBU yang datang untuk mengisi bahan bakar pasti umumnya mereka dikejar waktu dan sangat membutuhkan pelayanan yang cepat dari petugas.
Sebagai pengguna alat transportasi, pasti Anda sering melirik Royal Dutch Shell plc saat melewatinya. Entah, hanya sekedar kepo atau memang punya keniatan menjadi pelanggan di SPBU asing berwarna kuning merah itu.Â
Yang jelas dengan melihat dan menjadi pelanggan Anda pasti akan mengetahui sedikit perbedaan yang dimiliki Shell dengan SPBU Pertamina. Ya, perbedaan itu ada pada segi pelayanan.Â
Tapi, perusahaan ini seolah-olah memiliki pamor yang mentereng dan penuh gengsi. SPBU yang tidak dilayani dengan keramah-tamahan seperti pada Pertamina mendadak menjadi alat ukur untuk melihat status sosial seseorang.Â
Pelanggan Shell harus mengisi sendiri tangki bensin mereka. Seolah-olah tugas seorang petugas SPBU merupakan pengetahuan umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja.Â
Mungkin itu benar, dan apa susahnya menekan tombol kemudian memasukkan ujung selang ke tangki motor. Tapi di sini tidak ada petugas yang memberikan keramah-tamahan dengan bahasa tubuh dan lisannya.Â
Apakah Royal Dutch Shell plc tidak melihat keramah-tamahan sebagai cara untuk melayani pelanggan? Ataukah Ia melayani pelanggan dengan cara yang berbeda, seperti dengan memberikan sebuah gengsi? Ada apa dengan keramah-tamahan? Kenapa Ia tidak terlalu berarti bagi Shell?
Ketika kita masuk ke mini market seperti Indomaret, pasti kita sering sekali mendapatkan ucapan "selamat datang di Indomaret dan selamat belanja."Â
Semua orang tahu, dan semua pelanggan iseng yang tak beli apa-apapun tahu, kalimat itu sebagai ciri keramah-tamahan mereka dalam menyambut para pelanggannya.Â
Sama sekali tidak sedang mengoreksi kinerja karyawan perusahaan ritail. Pernah suatu ketika terjadi pada pengalaman penulis atau mungkin juga kepada Anda, ucapan selamat datang yang diberikan oleh seorang kasir malahan tidak terasa sebagai keramah-tamahan.Â
Apa lagi jika kalimat itu diucapkan di saat seorang kasir sedang melayani pengunjung yang lain. Lebih terlihat sebagai sebuah pemaksaan SOP ketimbang keramah-tamahan.Â