“aku mohon mas lakukan ini demi umi..” suaranya bergetar. Yaa Allah kenapa ia harus menangis!!
“dari pada menduakanmu lebih baik mas kesepian!!! Mas tidak ingin ada orang ketiga dalam rumah tangga kita fa, entah itu dari kamu. Apalagi dari mas, naudzubillah.. ” nadaku meninggi. Menunjukan ketegasan.
“mas… tujuan menikah selain mendapatkan ridho dari Allah dan menjalankan sunnah rosul_Nya juga untuk memperoleh keturunan. Satu hal yang belum bisa aku berikan sampai 3 tahun usia pernikahan kita ini.. aku mohon mas ali mau mendengarkan aku, ini pertama kalinya aku meminta satu hal dari mas ali kata mas waktu itu apapun yang aku minta akan mas beri”
“tapi fa… tidak untuk permintaanmu yang ini..”
“mas.. aku mohon..” dia menangis dipangkuanku, ah.. kafa.. jangan menangis, aku tak kuasa melihat kesedihan dalam matamu yang indah itu.
“baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Dengan satu syarat.” Ku hapus air mata di pipinya dengan penuh kasih sayang
“apa itu mas?” ku lihat matanya berbinar. Apa ia bahagia? Ya dia sangat bahagia, mendengar aku setuju untuk menikah lagi. Yaa Allah… miris hatiku melihatnya.
“kamu yang pilihkan.”
Aku pergi meninggalkannya, sedetik kemudian air mata ini tak sanggup lagi aku bendung. Aku menangis sejadi-jadinya dimushola. Hanya Allahlah yang bisa menenangkan hati hambanya
Yaa allah pernikahan macam apa ini? Hamba telah mendzolimi istri hamba. Dan membohongi diri hamba. Ampuni aku yaa Allah.. ampuni... ” aku bersujud dengan pasrah dipenuhi rasa bersalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H