Mohon tunggu...
muhamad yahya
muhamad yahya Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

visioner yang tenang dan bebas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjodohan yang Tidak Disangka-sangka

23 Juli 2024   21:14 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:49 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.com/pin/69735494220982455/


Bibir ini bergetar membacakan firman_Nya aku tak sanggup menahan air mata ketika membacakan surat ar-rohman mahar yang diminta gadis itu sungguh menggoyahkan hati seluruh tamu yang datang. Membuat mereka menangis haru. Ketika selesai membacanya dan kata sah terucap tak henti-hentinya aku bersyukur pada_Nya. Rasanya masih belum percaya jika aku telah menikah.

"akhirnya antum menikah juga ust" ucap ustadz hasan sahabatku mengabdi di pondok.


"insyaAllah sakinah mawadah wa rohmah ustadz" timpal ustadz zain.


"Alhamdulillah barokallah yah ustadz ali, semoga secepatnya dapat momongan" timpal alan salah seorang santri di nurul huda.


aku hanya tersenyum dan mengamininya. seluruh tamu udangan bergantian mengucapkan selamat dan mendoakanku, tapi dimana istriku? Bahkan aku belum melihat wajahnya setelah kata halal terucap.


"temui istrimu dulu nak dia ada dikamar, biar ibu yang menjamu tamu-tamu" bisik ibu mertuaku. Tanpa berfikir panjang aku bergegas menuju kamar pengantin, semakin aku dekat semakin cepat jantung ini berdetak.


"bismillahirrohmanirrohim, tenangkan dirimu ali ingat dia istrimu dia halal bagimu" ucapku pada diriku sendiri, ini adalah pertama kalinya aku menghampiri perempuan.
"assalamualaikum..." aku duduk disamping istriku.


"waalaikumussalam..." jawabnya lembut. dia masih tertunduk, mungkin dia malu.


"istriku izinkanlah aku meihat wajahmu.." kuangkat dagunya dengan penuh kasih sayang. Subhanallah belum pernah kulihat kecantikan seperti ini, perpaduan antara wajah arab dan india kulitnya putih murni membuatnya terlihat sangat sempurna. sungguh menyejukan hati ketika dipandang.


"kita belum saling mengenal." Gadis itu memalingkan wajahnya. bahunya bergetar. Dia menangis! Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menghapus air matanya dan memeluknya? Atau ku biarkan saja? Ah ali kau sungguh tidak berpengalaman! Tidak seharusnya ku sentuh dagunya mungkin ini terlalu mengagetkan untuknya.


"tidak apa-apa kafa aku mengerti. Lagi pula masih banyak waktu untuk saling mengenal, berhentilah menangis aku berjanji tidak akan menyentuhmu sebelum kau mengizinkan atau kau yang memintanya." ku berikan tisu disampingnya. Dia hanya diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun