Mohon tunggu...
Muhamad Rizki
Muhamad Rizki Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya menonton film, membaca novel dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Susanti dan Angin

22 November 2023   22:10 Diperbarui: 27 November 2023   22:01 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iyaa ada apa ya, Pak?" Lelaki itu bertanya kepada Pak Usep.

Pak Usep tetap diam dan menatap heran lelaki itu.

"Ada siapa di luar Yah?" Ibu Susanti bertanya kepada lelaki itu. "Eh, Pak Usep. Mari Pak Masuk, maaf berantakan" Ibu susanti menyapa Pak Usep dan mengajaknya masuk.

"Kenalin Pak, Ini Suami Susanti. 6 bulan lalu dia dinas di luar kota, dan sudah hampir sebulan dia di rumah" Ibu Susanti memperkenalkan Suaminya kepada Pak Usep.

Suami Ibu Susanti pun menjabat tangan Pak Usep, lalu Pak Usep menerima jabatan tangannya. Kali ini Pak Usep diam, setelah menyadari bahwa Ibu Susanti memiliki Suami. 

Hati Pak Usep hancur berkeping-keping, namun tak terlihat di wajahnya sedikit pun rasa sedih. Sontak Pak Usep menyerahkan 3 keresek belanjaannya kepada Ibu Susanti.

"Ini tadi pas mangkal di pasar ada titipan dari salah satu pedagang. Beliau bilang sudah lama Ibu Susanti tak ke pasar" Pak Usep menyerahkan belanjaan itu serta berbohong kepada Ibu Susanti dan Suaminya bahwa itu adalah titipan.

"Saya pamit dulu ya, mohon maaf mengganggu" Pak Usep pamit dengan buru-buru, sebelum Ibu Susanti dan Suaminya tahu bahwa Pak Usep sedang kecewa. Pak Usep kembali menuju motor lalu menyalakannya.

"Eh, Pak Usep. Tapi Susanti tidak pernah belanja seperti ini, dari siapa ini?" Ibu Susanti kebingungan.

"Tidak tahu Bu, kan saya mah cuman Ojek hanya mengantarkan. Tidak perlu tahu itu isinya apa," Pak Usep menjawab seadanya, seperti tidak tidak ingin berlama di rumah Ibu Susanti. 

"Saya pamit dulu ya Pak, Buk. Assalamualaikum" Tanpa perlu menunggu respon dari Ibu Susanti, Pak Usep sudah melaju dengan motornya. Dengan hati campur aduk, pikiran kacau balau. Pak Usep tetap ingin terlihat tegar walau air matanya ingin sekali keluar. Tidak terlihat kerut wajahnya jika Ia kecewa, malah seperti sedia kala. Hanya gaya bicara yang digunakan Pak Usep yang berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun