Setiap hendak pergi ke pasar dan juga pulang, Ibu Susanti selalu menumpangi Ojek Pak Usep. Hingga Pak Usep sendiri hafal jam antar dan pulangnya Ibu Susanti.
Pada minggu selanjutnya, Ibu Susanti tidak terlihat di titik jemputan seperti biasanya. Pak Usep kini meyakinkan dirinya bahwa Ibu Susanti akan datang dan menaiki ojeknya.Â
Namun sudah hampir 2 jam Pak Usep menunggu, Ibu Susanti tetap tidak kelihatan. Â Pak Usep pun berinisiatif untuk pergi ke pasar, menunggunya di titik jemput untuk mengantarkan Ibu Susanti pulang. Berjam-jam Pak Usep menunggu, Ibu Susanti tetap tidak kelihatan.
Hari sudah mulai sore, namun wanita yang ia tunggu belum juga datang. Pak Usep pun putus asa, lalu kembali ke Pangkalan Ojeknya.Â
Dengan wajah murung di atas moto, Pak Usep ingin tetap terlihat tegar di hadapan teman-temannya. Pak Usep membuang wajah sedihnya, dan merubah menjadi ceria seperti telah mengantarkan Wanita idamannya.
Pada minggu-minggu selanjutnya pun sama, Pak Usep tetap tidak menemui Ibu Susanti. Pak Usep pun cemas terhadap Ibu Susanti, Ia khawatir jika Ibu Susanti kenapa-napa.Â
Untuk itu, Pak Usep memberanikan diri untuk mengunjungi rumah Ibu Susanti. Sebelum ke rumahnya, Pak Usep belanja ke pasar untuk jamuannya ketika tiba di rumah Ibu Susanti.
Ketika di perjalanan, Pak Usep selalu terbayang wajah Ibu Susanti. Hingga pada saat di perempatan lampu merah, Pak Usep membayangkan jika ia sedang membawa Ibu Susanti seperti waktu pertama kali. Ibu Susanti sedang duduk di jok belakang, diiringi hujan yang membuat suasana menjadi begitu berkesan. Matanya mengerjap-ngerjap terkena tetesan hujan.Â
Lama sekali Pak Usep berhayal jika Ia sedang bersama Ibu Susanti. Tiba-tiba suara kelakson mobil di belakang membuyarkan pikiran Pak Usep, ternyata lampu lalu lintas sudah lama hijau. Ia kaget dan langsung memutar gas di tangan kanannya. Motornya kembali melaju kencang.
Setelah beberapa saat, melewati rute perjalanan yang dahulu ditunjukan oleh Ibu Susanti. Pak Usep telah tiba di depan rumah Ibu Susanti. Terlihat sebuah mobil di hadapannya, namun Ia acuhkan dan langsung mengetuk pintu rumah Ibu Susanti
Tok, Tok, Tok... Pak Usep mengetuk pintu rumah itu 3 kali. Seseorang membuka pintu rumahnya, Pak Usep terkejut melihatnya. Bukan Ibu Susanti yang membukanya, melainkan lelaki berbadan kekar dengan baju bercorak layaknya tentara. Perasaan Pak Usep campur aduk kala itu.