Mohon tunggu...
Muhamad Randy Destawijaya
Muhamad Randy Destawijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA : Muhamad Randy Destawijaya; NIM : 41521010095; Jurusan : Teknik Informatika; Kampus : Universitas Mercu Buana; Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB; Dosen : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika: Pengertian dan Tokoh Semiotika

3 April 2023   21:30 Diperbarui: 3 April 2023   21:48 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Ranah Politis

Pada ranah politis, semiotika memiliki tiga batasan yaitu batas akademis yang membahas objek material, objek formal, paradigma, dan substansi tanda batas kerjasama interdisiplin, di mana semiotika bekerja sama dengan disiplin ilmu lain dan batas empiris, di mana semiotika mengkaji berbagai fenomena yang relevan dalam bidang semiotika.

2. Ranah Alam

Ranah Alam adalah kajian tentang tanda yang berasal dari peristiwa fisik di alam, baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja, seperti perilaku manusia yang selalu memberikan isyarat dalam kehidupannya, seperti contohnya orang yang batuk atau bersin.

3. Ranah Epistemologi

Ranah Epistemologi berkaitan dengan cara manusia memahami realitas atau kenyataan yang bersifat simbolik. Dalam ranah ini, definisi objek semiotik tidak tergantung pada objek yang tetap, melainkan pada definisi teoritis dari disiplin semiotika itu sendiri. Oleh karena itu, semiotikawan harus terus mempertanyakan objek atau fenomena sosial yang dapat berubah dan diatur ulang.

Umberto Eco memperkenalkan semiotika yang berada di antara semiotika Saussure dan Pierce. Ia dianggap sebagai semiotikawan kontemporer yang sangat cerdas karena mengembangkan teori posibilitas dan fungsi sosial dengan berbagai pendekatan untuk setiap fenomena semiosis. Eco berhasil menyatukan pemahaman dari Saussure dan Pierce melalui teori simbol dan teori produksi tanda. Ia membuat sebuah pemahaman dalam pendekatan semiotika, yang menjadi penengah pemikiran Saussure dan Pierce dengan teori komunikasinya. Menurut Eco, semiotika komunikasi adalah suatu proses komunikasi yang terdiri dari delapan komponen, yaitu sumber (source), pengirim (transmitter), sinyal pengirim (gel suara), saluran (channel), sinyal penerima (signal), penerima (receiver), pesan (message), dan tujuan (destination).

Menurut Umberto Eco, terdapat 8 komponen dalam semiotika komunikasi, yaitu:

  • Sumber (Source): Merupakan orang atau organisasi yang menciptakan pesan atau informasi yang akan disampaikan.
  • Pengirim (Transmitter): Orang atau organisasi yang mengirimkan pesan atau informasi dari sumber ke penerima.
  • Sinyal Pengirim (Gel Suara): Suara yang dihasilkan oleh pengirim dan dikirimkan melalui saluran atau channel.
  • Saluran (Channel): Media atau jalur yang digunakan untuk mengirimkan pesan atau informasi, seperti media cetak, radio, televisi, internet, dan lain-lain.
  • Sinyal Penerima (Signal): Suara atau pesan yang diterima oleh penerima.
  • Penerima (Receiver): Orang atau organisasi yang menerima pesan atau informasi yang dikirimkan oleh pengirim melalui saluran atau channel.
  • Pesan (Message): Informasi atau pesan yang disampaikan oleh pengirim dan diterima oleh penerima.
  • Tujuan (Destination): Tujuan atau target dari pesan atau informasi yang dikirimkan oleh pengirim, seperti untuk memberikan informasi, menghibur, meyakinkan, dan lain-lain.

Kelebihan dan Kelemahan Semiotika menurut Umberto Eco

Umberto Eco mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan semiotika sebagai berikut:

Kelebihan Semiotika:

  • Semiotika memberikan kontribusi penting dalam memahami proses komunikasi dan tanda - tanda yang terlibat dalam proses ini. Dengan mempelajari tanda-tanda dan proses semiosis, kita dapat memahami bagaimana makna terbentuk dalam komunikasi.
  • Semiotika mampu mengeksplorasi perbedaan-perbedaan di antara tanda-tanda yang berbeda dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana makna terbentuk dalam komunikasi. Semiotika memungkinkan kita untuk menganalisis tanda-tanda dari berbagai konteks dan memahami bagaimana tanda-tanda itu berinteraksi satu sama lain untuk membentuk makna.
  • Semiotika dapat mengungkapkan aspek-aspek dalam bahasa dan budaya yang tersembunyi atau tidak tersedia secara eksplisit bagi orang yang tidak terbiasa dengan budaya tersebut. Dengan mempelajari tanda-tanda dalam bahasa dan budaya tertentu, kita dapat memahami nilai-nilai, norma, dan konvensi yang terkandung dalam budaya tersebut.

Kelemahan Semiotika:

  • Semiotika cenderung mengabaikan konteks sosial dan politik di mana tanda-tanda dan komunikasi terjadi. Ini dapat menyebabkan ketidaksadaran terhadap factor-factor eksternal yang mempengaruhi proses komunikasi dan makna yang terbentuk.
  • Semiotika cenderung terfokus pada tanda-tanda verbal dan visual, dan kurang memperhatikan tanda-tanda nonverbal dan pengaruhnya terhadap proses komunikasi. Tanda-tanda nonverbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan intonasi suara juga memiliki peran penting dalam komunikasi dan pembentukan makna.
  • Semiotika sering kali mengabaikan aspek emosional dan psikologis dari proses komunikasi dan makna yang terbentuk. Emosi, perasaan, dan pengalaman pribadi juga memainkan peran penting dalam pembentukan makna dan dapat mempengaruhi cara kita memahami tanda-tanda.

Kesimpulan

Semiotika adalah pendekatan tentang tanda, simbol, dan makna di dalam bahasa dan komunikasi. Bahasa dan tanda-tanda yang digunakan dalam komunikasi memegang peran penting dalam membentuk makna. Setiap tanda memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteksnya. Kita dapat memahami makna sebuah tanda melalui proses interpretasi yang kompleks, di mana kita menggunakan pengetahuan dan pengalaman kita untuk memahami tanda tersebut. Semiotika dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti sastra, film, iklan, dan desain grafis. Sebagai pengguna bahasa dan tanda-tanda, kita harus memahami pentingnya konteks dalam membentuk makna dan menyadari bahwa interpretasi kita dapat bervariasi tergantung pada latar belakang, pengalaman, dan budaya yang berbeda-beda.

Referensi:

Sardila, V. (2016). Analisis Semiotika pada Tunjuk Ajar Melayu sebagai Pendekatan Pemahaman Makna dalam Komunikasi. Jurnal Dakwah Risalah, 27(2), 87-96.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun