- Era Kalasuba: Zaman Kemuliaan dan Kesejahteraan
Dalam Kalasuba, Ranggawarsita menggambarkan masa kemuliaan yang penuh kesejahteraan. Pada masa ini, masyarakat hidup dalam harmoni dengan nilai moral yang dijunjung tinggi serta keadilan yang ditegakkan. Kalasuba melambangkan masyarakat ideal yang diwarnai stabilitas sosial, etika, dan nilai luhur.
- Era Katatidha: Masa Ketidakpastian dan Kaburnya Nilai-Nilai
Selanjutnya, Katatidha menggambarkan masa ketidakpastian, ketika nilai-nilai luhur yang menjadi landasan kehidupan masyarakat mulai memudar. Norma-norma sosial tidak lagi sepenuhnya diikuti, dan perasaan bimbang melanda masyarakat.
- Era Kalabendhu: Zaman Kekelaman dan Kemerosotan Moral Puncak dari perjalanan yang digambarkan Ranggawarsita adalah Kalabendhu, atau zaman penuh kegelapan. Pada era ini, masyarakat mengalami kemerosotan moral yang parah, ditandai oleh korupsi, keserakahan, dan ketidakadilan yang dilakukan oleh para pemimpin yang seharusnya menjaga kesejahteraan rakyat. Nilai luhur seperti kejujuran dan integritas hilang sepenuhnya. Ketidakadilan yang dilakukan para pemimpin menciptakan penderitaan bagi masyarakat. Situasi ini mencerminkan keadaan Indonesia saat ini, di mana korupsi telah merusak moral dan kesejahteraan bangsa.
Mengapa Karya-Karya Ini Relevan untuk Fenomena Korupsi di Indonesia
WHY
Karya Ranggawarsita tetap memiliki relevansi yang kuat dalam konteks sosial, budaya, dan politik Indonesia, terutama ketika berbicara mengenai korupsi yang telah menjadi masalah utama. Lewat simbolisme dan narasi dalam karyanya, Ranggawarsita memperingatkan kemerosotan moral dan dampaknya bagi masyarakat. Era Kalabendhu, misalnya, menggambarkan kondisi di mana ketidakadilan dan keserakahan mendominasi. Situasi ini mencerminkan fenomena korupsi di Indonesia, di mana para pemimpin yang seharusnya melindungi rakyat malah menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
Korupsi di Indonesia telah menjadi tantangan besar, tidak hanya menggerogoti ekonomi tetapi juga merusak nilai moral dan kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Dalam Katatidha dan Kalabendhu, Ranggawarsita menggambarkan kemerosotan moral akibat ketidakmampuan pemimpin memegang nilai luhur yang seharusnya menjadi dasar masyarakat beradab. Situasi ini membuat masyarakat kehilangan arah dan menyebarkan krisis kepercayaan, menjadikan karya-karya Ranggawarsita bahan refleksi untuk memahami bagaimana korupsi bisa mengakar dalam struktur sosial.