Mohon tunggu...
Muhamad RafliHartanto
Muhamad RafliHartanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Al-Azhar, Cairo, Jurusan Sejarah & Peradaban

Mahasiswa Al-Azhar, Cairo, Jurusan Sejarah dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lockdown, Keputusan Umar bin Khatab 14 Abad Silam

6 April 2020   16:01 Diperbarui: 6 April 2020   16:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Surat dari Amirul Mu’minin

Beralih pada tahun 18 Hijriah, melihat ganasnya wabah Tha’un hingga menyebabkan 25.000 orang meninggal karena wabah ini, termasuk diantaranya para sahabat Nabi. Umar bin Khattab dengan kebijakannya mengirimkan surat untuk rakyat Syam, berisi himbauan untuk menjauhi pemukiman dan beralih menuju dataran tinggi.

Datanglah surat dari Umar, namun Abu Ubaidah meninggal sebelum dapat  melaksanakan perintah tersebut, dia telah tertular wabah. Selanjutnya digantikan oleh Ma’adz bin Jabal namun dia juga ikut tertular kemudian meninggal dunia. Maka Amru bin ‘As memutuskan untuk segera mengisolasi penduduk ke gunung, dan tak lama kemudian Allah mengangkat wabah tersebut.

Lockdown keputusan yang tepat

Inilah lockdown yang diterapkan oleh Umar agar wabah Tha’un tidak menyebar dan dapat segera dicari obatnya.

Begitu tepat keputusan Umar untuk tidak mengunjungi daerah yang terkena wabah, karena apabila ia memutuskan untuk tetap masuk ke daerah tersebut itu akan menambah beban umat muslim, kehilangan pemimpin di saat genting seperti ini maka akan membuat rakyat kacau. Keputusannya untuk membuat daerah Syam lockdown terbukti efektif mencegah penyebaran wabah, apalagi ketika dia memerintahkan agar penduduk Syam segera diisolasi ke gunung yang jauh dari pemukiman warga.

Sikap Umar bin Khatab sebagai pemimpin negara dalam memecahkan sebuah masalah dan mencari solusinya sangat patut dicontoh oleh para pemimpin dunia saat ini. Ketegasan serta taatnya rakyat kepada pemimpinnya, saling berjibaku satu sama lain, tidak saling menyalahkan, terus berdo’a dan berusaha adalah kunci suksesnya wabah Tha’un tidak terus menyebar.

Tha’un, wabah apakah itu?

Menurut Imam An-Nawawi, kata “Tha’un” lebih khusus, sempit, atau spesifik dibandingkan “waba”. Tha’un adalah luka bernanah yang muncul pada siku, ketiak, tangan, jari atau sekujur badan. Luka yang muncul disertai dengan memar, rasa pedih dan nyeri. Luka ini muncul bersama dengan rasa panas. Sekitar luka kulit menghitam, memerah, menghijau dan memerah agak ungu. Gejala lainnya adalah peningkatan detak jantung dan muntah-muntah (An-Nawawi, 2001 M/1422H: VII/466)

Sedikit informasi, wabah ini sangat ganas, pernah melanda berbagai negara sebelumnya, seperti Romawi, Yunani, Mesir di masa yang berbeda-beda. Begitu cepatnya wabah ini menyebar dan menyebabkan jutaan orang meninggal dunia di saat itu.

Belajar apa dari sini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun