Informasi ini bersumber dari Adib, Direktur Urusan  Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama.
" Sidang Isbat penetapan awal Ramadhan tahun ini akan kembali digelar secara hybrid, luring dan daring atau gabungan dari keduanya," Ungkap Adib, di laman Kementerian Agama,Rabu (08/03/2023).
 Hilal sendiri berkaitan dengan metode hisab maksudnya akan menggunakan perhitungan astronomi apakah posisi Hilal sudah cukup ketinggiannya atau belum.
Sementara itu, rukyatul hilal sendiri difokuskan pada penglihatan hilal menggunakan alat seperti teleskop dan bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait.
Pihak-pihak seperti Kantor Wilayah, Kementerian Agama, perguruan tinggi umum dan Islam, para tokoh astronomi serta Observatorium juga akan dilibatkan demi keakuratan untuk menentukan Ramadhan.
Dilain pihak Muhammadiyah sudah terlebih dahulu menetapkan awal Ramadhan pada Kamis (23/03/2023) ini didasarkan pada Maklumat 01/ MM/I.0/E/2023 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah.
Dalam Maklumat tersebut juga secara jelas ditetapkan awal Syawal dilaksanakan pada, Jumat (21/03/2023) keputusan ini diputuskan oleh Ketua Umum, Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Haedar Nashir di Jakarta pada (21/01/2023).
Lantas kapan Ramadhan tahun ini akan dilaksanakan semua kembali kepada pilihan masing-masing.
 Bagi yang mengikuti pemerintah dipersilahkan menunggu Sidang Isbat pada hari Kamis depan, sementara bagi yang ingin mengikuti Muhammadiyah juga dipersilahkan.
Perbedaan dalam menentukan waktu Ramadhan pada hakikatnya merupakan sebuah hal yang biasa dan lumrah terjadi.
Adanya perbedaan, penentuan waktu ini seharusnya menjadi bahan pelajaran untuk semua umat Islam khususnya di tanah air agar bangsa lain bisa mencontoh bahwa bangsa ini bisa diteladani dalam menyikapi perbedaan meskipun permasalahan ini terjadi dalam agama yang sama.