(15/03/2023)- Bulan suci Ramadhan tinggal beberapa hari lagi kita jumpai rangkaian kegiatan selama sebulan penuh yang hanya dilakukan setahun sekali akan kembali kita laksanakan.
Rangkaian ibadah mulai dari Shalat Tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur'an, beri'tikaf serta kebiasaan buka dan sahur bersama keluarga  kini akan segera nikmati bersama.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penganut agama Islam terbanyak di dunia tentunya juga bersiap Ramadhan.
Beruntungnya kita sebagai umat Islam bisa kembali normal melaksanakan berbagai rangkaian ibadah dimana sebelumnya kita selama dua tahun hanya bisa melaksanakan ibadah di rumah saja akibat Covid-19.
Tentunya sebelum melaksanakan ibadah Shalat Tarawih, kita juga perlu memperhatikan aspek terpenting yang setia tahun tidak kita pernah kita lewati yaitu penetapan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
Maksud dari aspek terpenting disini tidak lain dan tidak bukan yakni Sidang Isbat yang biasanya diumumkan oleh Kementrian Agama setelah memantau pergerakan posisi bulan sabit.
Hilal begitu bulan sabit disebut dalam Islam ditetapkan guna menentukan berapa hari Ramadan akan dilaksanakan sebulan penuh atau hanya 29 hari saja.
Rangkaian penentuan melalui Hilal tentu diputuskan lewat metode hisab dan rukyat agar sesuai dengan aturan dan ajaran Islam serta aturan yang diputuskan oleh pemerintah dalam hal ini, Kementerian Agama.
Biasanya para pemantauan Hilal  di seluruh Indonesia akan dimintai laporan hasil pengamatannya dan disumpah guna mempertanggungjawabkan hasil tersebut agar bisa diputuskan kapan Ramadhan maupun 1 Syawal dilaksanakan.
Sebagai informasi Sidang Isbat sendiri dilansir dari Laman Kementerian Agama (08/03/2023) akan dilaksanakan pada Rabu (22/03/2023) mendatang.Â
Informasi ini bersumber dari Adib, Direktur Urusan  Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama.
" Sidang Isbat penetapan awal Ramadhan tahun ini akan kembali digelar secara hybrid, luring dan daring atau gabungan dari keduanya," Ungkap Adib, di laman Kementerian Agama,Rabu (08/03/2023).
 Hilal sendiri berkaitan dengan metode hisab maksudnya akan menggunakan perhitungan astronomi apakah posisi Hilal sudah cukup ketinggiannya atau belum.
Sementara itu, rukyatul hilal sendiri difokuskan pada penglihatan hilal menggunakan alat seperti teleskop dan bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait.
Pihak-pihak seperti Kantor Wilayah, Kementerian Agama, perguruan tinggi umum dan Islam, para tokoh astronomi serta Observatorium juga akan dilibatkan demi keakuratan untuk menentukan Ramadhan.
Dilain pihak Muhammadiyah sudah terlebih dahulu menetapkan awal Ramadhan pada Kamis (23/03/2023) ini didasarkan pada Maklumat 01/ MM/I.0/E/2023 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah.
Dalam Maklumat tersebut juga secara jelas ditetapkan awal Syawal dilaksanakan pada, Jumat (21/03/2023) keputusan ini diputuskan oleh Ketua Umum, Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Haedar Nashir di Jakarta pada (21/01/2023).
Lantas kapan Ramadhan tahun ini akan dilaksanakan semua kembali kepada pilihan masing-masing.
 Bagi yang mengikuti pemerintah dipersilahkan menunggu Sidang Isbat pada hari Kamis depan, sementara bagi yang ingin mengikuti Muhammadiyah juga dipersilahkan.
Perbedaan dalam menentukan waktu Ramadhan pada hakikatnya merupakan sebuah hal yang biasa dan lumrah terjadi.
Adanya perbedaan, penentuan waktu ini seharusnya menjadi bahan pelajaran untuk semua umat Islam khususnya di tanah air agar bangsa lain bisa mencontoh bahwa bangsa ini bisa diteladani dalam menyikapi perbedaan meskipun permasalahan ini terjadi dalam agama yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H