Mohon tunggu...
M Bagas Restu Bumi
M Bagas Restu Bumi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi dalam bidang olahraga Lari (atletik)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengalaman Mengikuti Program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan

16 Juni 2024   23:23 Diperbarui: 16 Juni 2024   23:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengalaman Mengikuti Program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan

Asistensi Mengajar (AM) adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang, khususnya bagi mahasiswa yang menjalani program studi pendidikan. Dilansir dari laman website kampusmerdeka.um.ac.id, Asistensi Mengajar dilaksanakan mahasiswa di satuan pendidikan secara kolaboratif dengan guru/tutor/fasilitator/orang tua di berbagai satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal, nonformal dan informal. Satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal meliputi jenjang pendidikan anak usia dini, yaitu Taman Kanak- Kanak-Kelompok Bermain (TK-KB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) atau yang sederajat. Satuan pendidikan dalam subsistem Pendidikan Nonformal antara lain Lembaga Kursus dan Pelatihan, Sanggar Kegiatan Belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Bimbingan Belajar, Lembaga Pelatihan, Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dan Kelompok Kepemudaan dan Keagamaan. Satuan pendidikan dalam sistem Pendidikan Informal meliputi aktivitas pendidikan di Keluarga, POS PAUD, Pos Pelayanan Terpadu, dan berbagai Kelompok Hobby/Minat di masyarakat. Terdapat beberapa tujuan diselenggarakannya program Asistensi Mengajar, yaitu:

  1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk turut serta membelajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru/fasilitator/tutor/pelatih/pendamping program di satuan pendidikan yang tersebar di masyarakat.

  2. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi sesuai perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Saya adalah mahasiswa semester enam (6 program studi S1 Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Berikut pengalaman Asistensi Mengajar saya.

Pengalaman ini mungkin bisa dimulai saat saya memasuki semester lima atau tahun ketiga masa perkuliahan. Saat itu terdapat sebuah mata kuliah dalam program studi saya yang bernama "Praktik Pembelajaran Mikro Sosiologi". Sesuai dengan namanya, mata kuliah tersebut secara garis besar bertujuan untuk mempelajari cara melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi Sosiologi. Saya teringat pada saat awal pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah Praktik Pembelajaran Mikro Sosiologi mengatakan bahwa mata kuliah ini adalah persiapan untuk mengikuti program Asistensi Mengajar pada semester yang akan datang, yakni semester enam (6). 

Dalam proses kegiatan mata kuliah Praktik Pembelajaran Mikro Sosiologi, setiap mahasiswa wajib untuk menjadi guru dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan batas waktu hanya 30 menit. Setelah terjadi proses pengundian dan penentuan giliran mahasiswa yang akan melaksanakan praktik, saya mendapatkan giliran pada pelaksanaan minggu kedua. Saya beruntung karena secara tidak langsung memiliki waktu untuk menyusun proses pembelajaran dan melihat mahasiswa lain dalam melaksanakan praktik. Selama proses menyusun kegiatan pembelajaran, saya merasa yakin bahwa praktik ini bisa dilakukan. Selain karena saya yang memang ingin melakukan praktik itu, saya cukup percaya diri. 

Rasa percaya diri itu saya peroleh saat saya melakukan sebuah simulasi pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Jadi, cerita singkatnya saya menelusuri beberapa ruang kelas di Gedung Kuliah Bersama untuk mencari ruang kelas yang kosong atau dalam artian bisa saya gunakan untuk simulasi pembelajaran. Setelah menemukan, saya langsung melaksanakan simulasi dan saya terdiam sejenak. Ternyata sulit untuk berbicara tentang suatu hal yang hendak disampaikan kepada orang lain. Benar, saya kebingungan merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat yang mudah dipahami orang lain. Sebagai seseorang yang jarang sekali berbicara langsung dan lebih suka mendengar cerita orang lain, ini menjadi hal yang sulit bagi saya untuk berbicara kepada orang lain. Mungkin ini juga karena kebiasaan saya yang menulis semacam skrip saat hendak melakukan presentasi di depan kelas. Seakan-akan saya sudah menyiapkan sesuatu yang akan saya ucapkan, dan harus sama persis dengan yang saya tulis. Setelah beberapa percobaan saat simulasi, saya jadi mengetahui beberapa hal yang perlu saya perbaiki dan persiapkan. Simulasi tersebut sangat membantu untuk membangun kepercayaan diri saya dan melupakan kekurangan yang menurut saya sebagai kesulitan

Saatnya bagi saya untuk melaksanakan praktik pembelajaran. Bisa dibilang saya cukup puas dengan praktik yang telah saya lakukan. Hal tersebut juga terkonfirmasi dari pendapat dosen pengampu mata kuliah dan teman teman yang lain, serta Kotak Pandora. Saya punya rencana bahwa nanti setiap selesai pembelajaran, saya akan meminta pihak murid untuk mengisi Kotak Pandora. Isinya berupa sebuah link Google Form, setelah diakses akan terdapat sebuah kolom tempat bagi murid menyampaikan kesan dan pesan setelah mengikuti pembelajaran bersama saya yang menjadi pihak guru. Jadi, syukurlah pengalaman saya yang berpura-pura menjadi guru untuk pertama kali dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Setelah melaksanakan praktik pada mata kuliah Praktik Pembelajaran Mikro Sosiologi, rasanya saya tidak pernah lagi untuk belajar atau mempersiapkan diri ketika menjadi seorang guru kelak. Selama mengikuti mata kuliah tersebut, saya hanya memperhatikan mahasiswa lain ketika melakukan praktik. Saya sampai tidak terlalu memikirkan program Asistensi Mengajar pada semester depan. Mungkin saya hanya sudah punya satuan pendidikan impian yang ingin saya tempati ketika nanti melaksanakan Asistensi Mengajar. 

Beberapa bulan telah berlalu, dan sampailah pada beberapa jam lagi, waktu pemilihan tempat satuan pendidikan untuk Asistensi Mengajar dimulai. Saya sudah bersiap di depan layar laptop. Saat itu, tinggal menunggu satu jam lagi, dan saya tertidur. Benar, saya tertidur dan terbangun satu jam setelah waktu pemilihan tempat dimulai. Saat bangun tidur, saya langsung menghidupkan laptop dan bersiap memilih tempat dengan suasana hati yang tidak terlalu senang dan diselimuti kata kata penyesalan dan khawatir karena tertidur. Saat hendak memilih, saya menjadi tambah kebingungan melihat opsi satuan pendidikan program Asistensi Mengajar. Saya bingung karena semua pilihan tidak pernah terbayangkan oleh saya. Akhirnya saya tidak memilih semua opsi yang ada dan menutup  halaman internet pemilihan satuan pendidikan program Asistensi Mengajar. 

Mohon izin, saya ingin memberikan gambaran pertimbangan saya saat memilih satuan pendidikan. Jadi, saya perlu melakukan sesuatu di tempat usaha orang tua saya setiap paginya. Biasanya, saya melakukan sesuatu tersebut mulai pukul 05.00 WIB hingga 06.30 WIB. Pada umumnya, satuan pendidikan memiliki jam masuk yaitu antara pukul 06.45 sampai 07.00 WIB, artinya masih ada sisa 15 sampai 30 menit bagi saya untuk bersiap-siap. Sebuah kesimpulan yang logis sekali apabila tempat satuan pendidikan program Asistensi Mengajar saya memiliki jarak yang dekat dengan tempat usaha orang tua saya, apalagi tempat usahanya berada di tengah kota yang artinya menjangkau banyak satuan pendidikan. Tetapi, berdasarkan opsi satuan pendidikan yang ada pada halaman internet Asistensi Mengajar saya, memiliki jarak yang cukup jauh jangkauannya.

Beberapa hari sejak pemilihan tempat satuan pendidikan untuk Asistensi Mengajar, saya masih belum memilih. Setelah memikirkan untuk menemukan solusi, akhirnya saya memilih salah satu opsi yang ada, yaitu SMA Negeri 1 Pandaan.

Pada hari pertama menuju sekolah, saya mengubah rutinitas harian saya agar memiliki cukup waktu untuk membantu usaha orang tua saya dan perjalanan menuju sekolah. Saya memilih moda transportasi publik yaitu bus, untuk perjalanan pulang dan pergi dari sekolah menuju domisili tempat tinggal saya. Selain itu, saya menggunakan hari pertama ini untuk melakukan observasi jadwal keberangkatan bis yang menuju daerah tujuan saya. Sesampainya di daerah tujuan, saya masih memiliki cukup waktu dari jadwal yang ditentukan sekolah pada hari pertama. Sembari menunggu, saya sempat membaca sebuah artikel berita yang juga membahas pengalaman pelaksanaan program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan. Dari artikel tersebut, saya memiliki gambaran mengenai kondisi dan situasi sekolah, serta proses kegiatan yang akan berjalan. 

Menjelang waktu yang dekat jadwal yang ditentukan sekolah, saya mulai berjalan untuk menuju sekolah. Saat berada di depan gerbang sekolah, saya sempat mengambil langkah pertama karena ini akan menjadi pengalaman pertama saya berkunjung ke SMA Negeri 1 Pandaan. Setelah diarahkan oleh satpam sekolah, saya menuju tempat pertemuan dengan pihak sekolah. Pertemuan pertama adalah membahas kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan. Saat mengikuti kegiatan itu, saya bertemu beberapa mahasiswa dan bapak/ibu guru. Kebetulan mahasiswa yang saya temui adalah mahasiswa yang belum saya kenal. Hanya ada satu mahasiswa yang saya kenal karena pernah satu offering pada sebuah mata kuliah pada semester lima kemarin. 

Setelah pertemuan itu, mahasiswa bersama guru pamong masing-masing melakukan observasi mengenai lingkungan SMA Negeri 1 Pandaan. Sebagai salah satu sekolah negeri di daerah Pasuruan, SMA Negeri 1 Pandaan merupakan sekolah yang cukup luas karena dulunya adalah dua sekolah yang berbeda, kemudian menjadi satu yaitu SMA Negeri 1 Pandaan seperti sekarang. Pada saat observasi itu pula guru pamong saya merencanakan bahwa saya akan melaksanakan proses pembelajaran dengan kelas sepuluh (X).

Selama mengikuti program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan, pihak sekolah mengadakan beberapa seminar kepada mahasiswa mengenai perencanaan kegiatan pembelajaran seperti analisis capaian pembelajaran, Rincian Pekan Efektif, Program Semester, hingga menyusun Modul Ajar. Hal tersebut membantu saya untuk lebih memahami persiapan yang harus disiapkan sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Selain itu, setiap kegiatan pembelajaran menjadi lebih terencana dan memiliki tujuan yang jelas.

Sebelum saya melaksanakan pembelajaran di kelas, guru pamong saya mengajak ke kelas untuk melakukan observasi mengenai jalannya proses pembelajaran di kelas. Saya merasa bahwa guru pamong saya benar benar berusaha untuk mempersiapkan saya secara betul agar siap saat melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Setelah melakukan observasi selama beberapa pertemuan, saya mulai mendapatkan amanah untuk melaksanakan pembelajaran di kelas.

Guru pamong saya menugaskan saya untuk melaksanakan pembelajaran di dua kelas. Karena sebuah kesempatan yang diberikan, saya memilih kelas yang memiliki jadwal mata pelajaran Sosiologi pada saat jadwa pagi sebelum istirahat pertama, dan jadwal kelas siang sebelum jam pulang sekolah. Alasan saya memilih kedua kelas tersebut adalah karena memiliki hari yang sama, dan memiliki kondisi yang berbeda terutama kelas siang sebelum jam pulang sekolah. Saya memperkirakan bahwa kelas tersebut akan menjadi tantangan tersendiri karena jam jam terakhir sekolah adalah waktu yang sulit karena siswa sudah menjalani rutinitas seharian di sekolah.

Melaksanakan pembelajaran di kelas memberi saya sebuah pengalaman yang baru. Pengalaman tersebut berasal dari bertemu dengan orang baru, menjalin interaksi, dan membangun relasi antara saya dengan murid-murid. Selama pelaksanaan pembelajaran, saya juga melakukan beberapa percobaan mengenai alur pelaksanaan pembelajaran. Jadi, tidak jarang saya menggunakan salah satu kelas sebagai kelas percobaan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan alur pelaksanaan pembelajaran yang saya susun. 

Tidak terasa waktu berjalan hingga sampai pada hari terakhir saya melaksanakan pembelajaran di kelas. Ada perasaan yang sedih karena saya masih berharap untuk melakukan banyak hal bersama murid murid dalam konteks proses pembelajaran. Perasaan itu bertambah karena saya belum sempat mengucapkan salam perpisahan pada salah satu kelas. Rasa ini tidak dapat saya deskripsikan dengan kata-kata, tetapi yang namanya perjumpaan pasti ada perpisahan.

Sebagai bagian akhir dari penulisan ini, saya merefleksikan pengalaman saya selama mengikuti Asistensi Mengajar, yaitu saya tidak perlu untuk merasa sedih atau merasa susah karena saya mendapatkan pengalaman yang berharga dengan melaksanakan program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Pandaan. Setiap kejadian, perasaan yang saya alami memiliki arti yang dapat berarti bagi saya. Saya meyakini bahwa ada hal baik yang dapat diambil, walaupun kejadian atau perasaan yang datang kepada kita, dianggap sebagai hal baik maupun hal kurang baik.

Saya juga tidak menyangka bahwa sesuatu yang sejak awal saya permasalahkan mengenai opsi satuan pendidikan dalam program Asistensi Mengajar, ternyata telah dipersiapkan sebuah pengalaman yang bermakna. Jadi, saya mau menyampaikan bahwa dimanapun penempatan mahasiswa Asistensi Mengajar berada, pasti ada sesuatu yang bermakna dan tentunya berharga bagi mahasiswa untuk masa depannya. Meski penempatan itu tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi jika berkenan, mahasiswa harus yakin ada sesuatu yang perlu dilakukan di tempat tersebut. Tidak harus melakukan sesuatu untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Selama mahasiswa memiliki kerendahan hati dan mau menerima setiap peristiwa dan perasaan yang datang silih berganti, pasti ada hal makna yang memberi mahasiswa sebuah pencerahan mengenai kehidupannya.

Saya mengatakan beberapa hal di atas karena saya menemukan beberapa mahasiswa mengalami permasalahan saat pelaksanaan Asistensi Mengajar. Mungkin bagi beberapa mahasiswa, program Asistensi Mengajar adalah sebuah tantangan yang tidak mudah dihadapi. Tetapi, bagi orang yang percaya, tantangan adalah sebuah petunjuk untuk mengetahui perbuatan atau tindakan yang harus dilakukan. Sebisa mungkin, kita ambil hal baik, minimal untuk kebaikan diri kita sendiri. Namun, pada saat memiliki kesempatan untuk berbuat kepada orang lain, maka jangan ragu untuk melakukannya.

Mari, hadapi tantangan masing-masing sebagai penguat akar kehidupan kita dalam menghadapi setiap peristiwa dan perasaan yang akan menumbuhkan kita menjadi orang-orang yang dapat menciptakan buah kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. 

Tuhan memberkati, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun