Saya juga tidak menyangka bahwa sesuatu yang sejak awal saya permasalahkan mengenai opsi satuan pendidikan dalam program Asistensi Mengajar, ternyata telah dipersiapkan sebuah pengalaman yang bermakna. Jadi, saya mau menyampaikan bahwa dimanapun penempatan mahasiswa Asistensi Mengajar berada, pasti ada sesuatu yang bermakna dan tentunya berharga bagi mahasiswa untuk masa depannya. Meski penempatan itu tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi jika berkenan, mahasiswa harus yakin ada sesuatu yang perlu dilakukan di tempat tersebut. Tidak harus melakukan sesuatu untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Selama mahasiswa memiliki kerendahan hati dan mau menerima setiap peristiwa dan perasaan yang datang silih berganti, pasti ada hal makna yang memberi mahasiswa sebuah pencerahan mengenai kehidupannya.
Saya mengatakan beberapa hal di atas karena saya menemukan beberapa mahasiswa mengalami permasalahan saat pelaksanaan Asistensi Mengajar. Mungkin bagi beberapa mahasiswa, program Asistensi Mengajar adalah sebuah tantangan yang tidak mudah dihadapi. Tetapi, bagi orang yang percaya, tantangan adalah sebuah petunjuk untuk mengetahui perbuatan atau tindakan yang harus dilakukan. Sebisa mungkin, kita ambil hal baik, minimal untuk kebaikan diri kita sendiri. Namun, pada saat memiliki kesempatan untuk berbuat kepada orang lain, maka jangan ragu untuk melakukannya.
Mari, hadapi tantangan masing-masing sebagai penguat akar kehidupan kita dalam menghadapi setiap peristiwa dan perasaan yang akan menumbuhkan kita menjadi orang-orang yang dapat menciptakan buah kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.Â
Tuhan memberkati, amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H