Influencer marketing telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Namun, seiring dengan pertumbuhannya, muncul pula berbagai tantangan terkait etika periklanan yang dihadapi oleh influencer. Bagaimana cara Influencer menyikapi tersebut?
Ada beberapa faktor di antaranya:
1. Tekanan untuk membuat konten yang bersponsor
   Banyak influencer merasa tertekan untuk menerima tawaran endorsement dari brand, meskipun mereka tidak selalu yakin dengan     kualitas produk atau layanannya. Hal ini dapat mendorong mereka untuk membuat konten yang tidak autentik dan menyesatkan       pengikutnya.
2. Kesulitan dalam mempercayai pengikutÂ
   Jika influencer terlalu sering membuat konten bersponsor, pengikutnya mungkin mulai meragukan kredibilitas dan kejujuran         mereka. Hal ini dapat merusak kepercayaan yang telah dibangun influencer dengan pengikutnya selama ini.
3. Kuranganya pemahaman mengenai Etika Periklanan
   Tidak semua influencer mengerti atau pun care mengenai Etika Periklanan. Oleh sebab itu harus ada wawasan berlebih mengenai      Etika Periklanan. Hal ini dapat menyebabkan mereka melanggar aturan tanpa di sadari, yang dapat berakibat sanksi pada platform    Media sosial tersebut
  Â
PENUTUP
Oleh karena itu, Etika periklanan influencer sangat penting di himbau sebelum melakukan pemasaran di platform media social tersebut. Di era digital yang dinamis ini, influencer marketing telah menjelma menjadi kekuatan yang tak terelakkan dalam dunia periklanan. Namun, di balik gemerlapnya, etika periklanan influencer tak luput dari berbagai tantangan. Klaim palsu, informasi menyesatkan, dan kurangnya transparansi menjadi batu sandungan yang menghambat terciptanya ekosistem influencer marketing yang sehat.Â