Mohon tunggu...
Muhamad Angga Saputra
Muhamad Angga Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Relevansi Filsafat dengan Cabang Ilmu Kriminologi dalam Konteks Teori Kriminologi dan Pendekatan Kriminologi Terapan di Indonesia

7 Mei 2024   18:08 Diperbarui: 7 Mei 2024   18:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

RELEVANSI FILSAFAT DENGAN CABANG ILMU KRIMINOLOGI DALAM KONTEKS TEORI KRIMINOLOGI DAN PENDEKATAAN KRIMINOLOGI TERAPAN DI INDONESIA

Filsafat dan kriminologi, bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda namun saling terkait erat. Di permukaan, keduanya mungkin tampak bertolak belakang: filsafat menyelami pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, dan moralitas, sementara kriminologi fokus pada studi ilmiah tentang kejahatan dan pelakunya. Namun, di balik perbedaan ini, terdapat benang merah yang menghubungkan keduanya: upaya memahami realitas manusia dan kompleksitasnya. Filsafat menyediakan landasan kokoh bagi kriminologi dengan menawarkan kerangka kerja untuk:

- Menganalisis konsep-konsep fundamental: Apa itu kejahatan? Apa yang membedakannya dengan perilaku lain? Bagaimana kita mendefinisikan dan mengukur kejahatan? Pertanyaan-pertanyaan fundamental ini dikaji secara mendalam dalam filsafat moral, hukum, dan politik, memberikan landasan bagi kriminologi untuk membangun teorinya.

- Menilai asumsi dan premis: Setiap teori kriminologi didasarkan pada asumsi dan premis tertentu tentang sifat manusia, masyarakat, dan keadilan. Filsafat membantu kita untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi ini secara kritis, memastikan bahwa teori kriminologi didasarkan pada fondasi yang kokoh.

- Mempertanyakan konsekuensi: Teori kriminologi memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi kebijakan dan intervensi. Filsafat membantu kita untuk mempertimbangkan konsekuensi etis dan sosial dari teori-teori ini, memastikan bahwa penerapannya tidak hanya efektif dalam memerangi kejahatan, tetapi juga adil dan menghormati hak asasi manusia.

1. TEORI KRIMINOLOGI

Peran filsafat dalam kriminologi tidak hanya terbatas pada fondasi teoritis, tetapi juga memperkaya keragaman perspektif dan pendekatan dalam memahami kejahatan. Contoh:

 - Teori klasik kriminologi, yang berfokus pada pencegahan kejahatan melalui hukuman yang tegas, didasarkan pada filosofi utilitarianisme dan liberalisme klasik.

- Teori kriminologi Marxis, di sisi lain, melihat kejahatan sebagai produk dari struktur sosial dan ekonomi yang tidak adil, dan berlandaskan pada filsafat materialisme dialektis.

- Teori kriminologi feminis, dengan fokusnya pada pengalaman perempuan dengan kejahatan dan ketidakadilan, diilhami oleh filosofi feminisme dan teori kritis.

Filsafat memungkinkan kriminologi untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan realitas sosial yang dinamis, dengan menghadirkan lensa kritis untuk mengevaluasi teori-teori yang ada dan merumuskan perspektif baru yang lebih komprehensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun