Mohon tunggu...
Muhamad Akmal Razib Hasanudin
Muhamad Akmal Razib Hasanudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Biografi KH. Zainal Musthafa Sukamanah dan Perlawanannya terhadap Jepang

20 Desember 2024   13:10 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Biografi KH. Zainal Musthafa Sukamanah dan Perlawanannya Terhadap Jepang

Biografi KH. Zainal Musthafa

Beliau adalah seorang ulama sekaligus pahlawan nasional yang berasal dari Tasikmalaya, beliau lahir pada 1 Januari 1899, sejak kecil beliau memiliki nama panggilan yaitu Hudaimi. Menginjak usia remaja beliau menuntut ilmu ke berbagai pesantren, diantaranya pesantren gunung pari, pesantren cilenga, pesantren sukamiskin bandung dan pesantren sukaraja Garut. (jaringan keilmuan KH. Zainal Musthafa ini pernah disampaikan oleh guru penulis ketika penulis sedang menempuh pendidikan agama di pondok pesantren KH. Zainal Musthafa Sukamanah sekaligus cucu dari Kyai Zainal Musthafa).

Setelah menyelesaikan pendidikannya beliau mendirikan sebuah pondok pesantren di kampung cikembang pada tahun 1927, nama kampung cikembang berganti nama menjadi kampung sukamanah, pesantren ini didirikan di atas tanah wakaf, dimana tanah wakaf ini di pemberian dari seorang janda yaitu Hj. Juariyah.

Perlawanan KH. Zainal Musthafa Terhadp Jepang

Jarang orang ketahui tentang perlawanan ini, dimana perlawanan ini terjadi pada jumat 18 Januari 1944 terhadap kolonial Jepang yang kala itu sedang menjajah indonesia. Awalnya ajengan Sukamanah ini menentang kebijakan- kebijakan yang membebani rakyat, diantara kebijakannya yaitu pertama soal upeti padi, kedua tentang kerja paksa (romusa), Selanjutnya kebijakan ketiga yang dinilai melukai umat Islam dan sangat ditentang Ajengan Sukamanah adalah kewajiban kyujo yohai, yakni menghormati istana Kaisar Jepang di Tokyo dengan cara membungkukkan badan kearah timur mirip ruku dalam shalat. Kebijakan ini dikenal pula sebagai seikeirei.

Awalnya sikap perlawanan KH. Zainal Mustafa terhadap  Jepang di tunjukan dengan penyampaian ceramah yang keras terhadap jepang. Dan KH. Zainal Musthafa juga menolak seikerei setiap pertemuan dengan pemerintah.

Sikap KH. Zainal Musthafa mulai di ketahui oleh  Jepang, yang dimana pihak Jepang beranggapan bahwa KH. Zainal Musthafa hendak melawan pemerintahan  Jepang, pihak militer jepang juga menerima informasi dari mata-mata bahwa KH. Zainal Musthafa ini sedang melatih santri-santri dan masyarakat sekitar ilmu beladiri silat.

Pihak Jepang mengira bahwa KH. Zainal Musthafa akan memberontak terhadap pemerintahan  Jepang, padahal pelatihan itu sesungguhnya untuk penjagaan karena kala itu situasi di sekitar pesantren sedang genting, banyak perampok dan pencurian akibat kemiskinan setelah kebijakan Jepang tentang upeti beras.

Setelah menerima banyak informasi banyaknya gerakan-gerakan yang dilakukan oleh KH. Zainal Musthafa, kempetai yang merupakan militer Jepang yang kejam itu meminta KH. Zainal Musthafa untuk datang ke markas kempetai di Tasikmalaya, mereka mengutus kyai hingga camat untuk membujuk KH. Zainal Musthafa supaya datang ke markas kempetai di Tasikmalaya, namun KH. Zainal Musthafa menolak dengan tegas ajakan itu.

Selanjutnya militer Jepang mengutus polisi pribumi untuk membujuk KH. Zainal Musthafa, namun usaha itu gagal polisi itu bahkan mendukung KH. Zainal Musthafa ini, ini dibuktikan ketika santri-santri melucuti senjata para polisi ini bahkan para polisi ini ikut berjamaah dan mengikuti ceramah KH.Zainal Musthafa. Karena para polisi pribumi itu gagal kempetai mengutus 4 tentara dan satu juru bicara pada jumat 18, Februari 1944, setelah bertemu, sempat terjadi dialog antara 4 tentara dan KH. Zainal Musthafa ini, tentara Jepang ini menuding bahwa KH. Zainal Musthafa menghasut masyarakat untuk memberontak terhadap jepang. Dialog itu memanas karena KH. Zainal Musthafa menunjukan ketidak sukaan terhadap  Jepang. Pernyatan KH. Zainal Musthafa ini mmebuat slah seorang tentara emosi sehingga mengambil pistolnya dan mengarahkan kepada KH. Zainal Musthafa, namu  sebelum pistol itu  meletus seorang santri memukul sikut tangan tentara itu sehingga peluru mengenai ahi salah seorang santri, kejadian ini mengakibatkan pertempuran kecil, karena kalah jumlah tentara Jepang ini kalah tiga diantaranya tewas termasuk juru bicara, dan dua diantaranya berhasil melarikan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun