Rasio likuiditas adalah alat penting dalam analisis keuangan yang digunakan untuk menilai sejauh mana sebuah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang dimiliki. Rasio ini sangat berguna untuk mengukur kesehatan finansial perusahaan dan memberikan gambaran tentang kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang sering digunakan oleh perusahaan beserta manfaatnya:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Definisi:
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar (seperti kas, piutang, dan persediaan). Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
Formula:
{Rasio Lancar} = {Aset Lancar} - {Kewajiban Lancar}
Manfaat:
Memberikan gambaran umum tentang likuiditas perusahaan. Rasio lebih dari 1 biasanya menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk menutupi utang jangka pendeknya.
Memungkinkan investor dan kreditor untuk menilai apakah perusahaan dapat dengan mudah memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo tanpa membutuhkan pinjaman tambahan.
Contoh: Jika perusahaan memiliki aset lancar Rp 1.000.000.000 dan kewajiban lancar Rp 600.000.000, maka rasio lancarnya adalah 1,67. Ini menunjukkan perusahaan memiliki Rp 1,67 aset lancar untuk setiap Rp 1 kewajiban lancar.