Pada awal bulan Februari tahun 2022 ini beberapa daerah mulai menghentikan aktivitas belajar siswa secara langsung, atau biasa dikenal dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dimana, penulis menyayangkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada 1 Februari 2022 malam, yang diindikasikan sebagai bagian dari politik identitas.
Selain berdasarkan prediksi epidemiologis yang mengatakan puncak dari penyebaran varian omicron ini jatuh pada Februari 2022 untuk wilayah Jakarta, dan awal Maret 2022 untuk luar Jabodetabek.
Sebagaimana dilansir dari kompas, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi bahwa di Januari 2022 lalu, bukan puncak dari penyebaran kasus covid-19.
"Ini Jakarta belum puncaknya. Kemungkinan Februari 2022 ini (puncak kasus Omicron) di Jakarta dan daerah luar Jakarta terutama luar Jawa paling lambat Maret 2022," ungkapnya, dikutip dari kompas.
Serta pernyataan langsung dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunawan Sadikin memaparkan data peningkatan kasus terkonfirmasi covid-19 akibat varian omicron disejumlah negara, dengan hasil jauh lebih tinggi dibandingkan saat varian delta.
Sehingga, berdasarkan data-data tersebut ia memperkirakan Indonesia pun akan mengalami kenaikan signifikan, akibat varian omicron. Dimana, saat puncak peningkatan kasus terkonfirmasi covid-19 akibat varian delta sebanyak 57.000 kasus.
"Tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta. Kita belum tahu berapa (jumlah kasus akibat varian omicron nanti) di puncaknya yang akan terjadi di Indonesia, yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari," terang Menkes Budi, dalam tayangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Ditambah, ditengah banyaknya penyebaran kasus terkonfirmasi covid-19 akibat varian omicron di sekolah-sekolah dibeberapa daerah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa seperti, di Malang, Bogor, Yogyakarta, Denpasar, hingga Depok yang menghentikan PTM 100 persen.
Bahkan, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, agar pembelajaran tatap muka (PTM) untuk dievaluasi. Dimana, Sultan menemukan adanya kasus saat PTM berlangsung di DIY meskipun angkanya tak begitu signifikan, dibandingkan dengan DKI Jakarta.
Dimana, di Yogyakarta telah ada kasus terkonfirmasi positif yang ditemukan di SMA Negeri 8 Yogyakarta, dimana saat ini masih terus dilakukan penelusuran.