Emok sendiri berasal dari bahasa sunda yang artinya cara duduk perempuan lesehan dengan bersimpuh menyilangkan kaki ke belakang. Penyalur dana ini diberi nama bank emok lantaran saat terjadinya transaksi dilakukan secara lesehan dan targetnya adalah emak-emak.
Berdasarkan pandangan hukum islam, meminjam uang pada rentenir atau Bank Emok hukumnya adalah haram dan ada tambahan yang harus dikembalikan berupa bunga yang disebut dengan Riba. Dari sini sudah terlihat jelas dampak negatif dari bank emok dan yang dapat terjadi akibat berurusan dengan bank emok ini diantaranya keluarga kurang harmonis, hutang berlipat ganda dan menumpuk, usaha terancam, harta benda habis, bahkan anak bisa menjadi korban secara psikologis.
Berikut adalah cara untuk menghindari bank emok menurut Dr Dadang Husen Sobana, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung memberikan lima cara menghindari dari bank emok yang anti gagal. Dengan rumusan hindar(i), paham(i), kuasa(i), dekat(i), iman(i) disingkat jadi (5 i), yaitu:
1. Hindari
Artinya jangan sekali kali memulai, karena sekali memulai biasanya terus akan terjebak.
2. Teliti dan Pahami
Usahakan pahami sedari awal apa dan bagaimana, kapan dan berapa besarannya,"jangan membeli kucing dalam karung".
3. Kuasai
Kuasai diri, hawa nafsu keinginan meminjam tanpa didasari kebutuhan.
4. Dekati
Dekati orang-orang yang memahami (ulama) tentang haramnya bank emok dengan bertanya dan meminta penjelasan.
5. Imani
Imani dan yakini bahwa bank emok itu haram dan akan membuat seseorang hidupnya tidak tenang dan nyaman.
Bank emok ini memiliki banyak kerugian. Sebagai umat Islam tentunya  tidak dianjurkan untuk meminjam uang kepada  rentenir atau bank emok ini, karena mengandung dosa riba. Oleh karena itu, marilah kita  mengedukasi masyarakat untuk tidak meminjamkan uang kepada lintah  dan menanamkan keimanan betapa berbahayanya dosa riba dalam Islam.
Jadi, jika anda tidak ingin mengalami masalah tersebut, jangan pernah berpikir untuk  meminjam uang ke rentenir.
 Namun, jika anda terlanjur terlilit hutang dan kesulitan melunasi hutang, berikut beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk menghadapi rentenir atau bank emok:
1. Dapatkan bantuan dari seseorang yang mengerti
Jika Anda adalah orang biasa yang berurusan dengan rentenir atau bank emok, anda dapat meminta bantuan  ahli yang mengerti masalah hutang dan kredit.
Â
 Hal ini  mencegah  rentenir dari tindakan kekerasan yang dapat dilakukan melalui penyitaan barang atau ancaman. Mintalah bantuan kepada orang yang mengerti masalah hutang dan pinjaman, anda tidak perlu takut bertemu dengan rentenir.
2. Negosiasi tentang perpanjangan periode penagihan
Negosiasi adalah sesuatu yang dapat anda lakukan jika anda kesulitan membayar pinjaman Anda.  Jika anda belum pernah mengajukan perpanjangan rentenir sebelumnya, anda bisa mencoba menegosiasikan perpanjangan jangka waktu pinjaman yang harus dibayar.  Tetapkan jangka waktu pelunasan  sesuai  kemampuan anda dan pastikan tidak terlalu lama agar anda tidak  terbebani  bunga.Â
3. Minta agar bunganya dicabut
Bunga merupakan bagian dari hutang yang cukup memberatkan dalam pelunasannya, apalagi jika  bunga yang diberikan biasanya tinggi.
Â
Jika anda merasa tidak mampu membayar hutang anda, silakan coba untuk bernegosiasi dan tanyakan kepada pemberi pinjaman tentang kebijakan penurunan suku bunga mereka. Jika rentenir atau bank emok ramah, bukan tidak mungkin permintaan itu bisa dijawab. Bahkan jika pemberi pinjaman menolak, cobalah  meminta diskon atau tingkat bunga yang lebih rendah kepada pemberi pinjaman.
4. Hitung nilai nominal yang harus dibayar secara detailÂ
Jika rentenir datang untuk menagih pinjaman, anda dapat menerimanya dan membicarakannya dengan hati-hati dengan rentenir tersebut.
Â
Negosiasi dapat dimulai dengan menghitung kembali hutang dan bunga yang harus dibayar  dengan rentenir. Mengetahui nilai nominal yang harus dibayar dan mencapai kesepakatan menghindari biaya penyelesaian yang tidak masuk akal.
Demikian cara untuk mencegah bank emok. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H