Mohon tunggu...
Muhamad Andikaputra
Muhamad Andikaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Hobi saya main bola dan sholawatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Urgensi Tarekat dalam Pembinaan Akhlak Individu Muslim

31 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 31 Oktober 2024   23:01 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urgensi tarekat dalam pembinaan akhlak individu muslim 

Tarekat merupakan salah satu jalur spiritual dalam Islam yang berfokus pada pengembangan jiwa dan akhlak individu melalui praktik-praktik yang mendekatkan diri kepada Allah. Dalam konteks pembinaan akhlak, tarekat memiliki peran yang sangat penting. Melalui pendekatan yang sistematis dan mendalam, tarekat membantu individu Muslim untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Islam, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan karakter yang baik dan etika yang tinggi.

1.Pengertian Tarekat

Tarekat secara etimologis berasal dari kata "tareq" yang berarti jalan atau cara. Dalam konteks spiritual, tarekat adalah jalan yang diambil oleh seorang murid untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bimbingan seorang guru atau syekh. Tarekat mencakup praktik-praktik seperti dzikir, puasa, dan meditasi yang bertujuan untuk membersihkan hati dan jiwa. Dengan menjalani tarekat, individu Muslim diajak untuk mengenali diri dan memperbaiki akhlaknya.

2.Pembinaan Akhlak dalam Islam

Akhlak, dalam pengertian Islam, merujuk pada sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan ajaran agama. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad). Oleh karena itu, pembinaan akhlak adalah salah satu misi utama dalam pendidikan Islam. Melalui tarekat, proses pembinaan akhlak menjadi lebih terarah dan terstruktur.

3. Proses Pembinaan Akhlak melalui Tarekat

a. Dzikir dan Konsentrasi

Salah satu praktik utama dalam tarekat adalah dzikir, yaitu mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya. Dzikir ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga merupakan latihan konsentrasi yang mendalam. Ketika seorang individu fokus pada dzikir, ia akan merasakan ketenangan dan kedamaian. Hal ini berkontribusi pada pengendalian diri dan penguatan moral. Dengan hati yang tenang, seseorang lebih mudah untuk berperilaku baik dan menjauhi tindakan yang tercela.

b. Muraqabah (Pengawasan Diri)

Muraqabah adalah praktik spiritual di mana individu diajak untuk selalu menyadari kehadiran Allah dalam setiap tindakan. Kesadaran ini mendorong individu untuk bertindak dengan baik, karena ia merasa diawasi oleh Sang Pencipta. Dengan terus menerapkan konsep muraqabah, seseorang akan terlatih untuk menjaga akhlaknya dalam setiap aspek kehidupan, baik di hadapan orang lain maupun ketika sendirian.

c. Bimbingan dari Guru (Syekh)

Dalam tarekat, bimbingan dari seorang guru atau syekh sangat penting. Syekh berfungsi sebagai pembimbing spiritual yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga contoh nyata dalam berakhlak. Dengan mengikuti teladan guru, murid dapat memahami bagaimana seharusnya sikap dan perilaku seorang Muslim. Syekh juga akan memberikan nasihat dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu, sehingga proses pembinaan akhlak menjadi lebih personal.

 4.Penerapan Nilai-Nilai Tarekat dalam Kehidupan Sehari-hari

Praktik tarekat tidak berhenti pada ritual semata, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa nilai yang dapat di internalisasi melalui tarekat:

a.Kesabaran

Kesabaran adalah salah satu karakteristik penting dalam akhlak yang baik. Dalam tarekat, individu dilatih untuk menghadapi berbagai ujian dengan penuh kesabaran. Kesadaran bahwa setiap ujian adalah bagian dari proses purifikasi diri membuat seseorang lebih mampu untuk bertahan dan tidak terjerumus dalam sikap negatif.

b.Kedermawanan

Tarekat mengajarkan pentingnya berbagi dan membantu sesama. Kedermawanan bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam memberikan perhatian, kasih sayang, dan waktu kepada orang lain. Dengan mengamalkan kedermawanan, individu akan semakin merasakan kedekatan dengan Allah dan memperoleh pahala.

c.Kebaikan terhadap Sesama

Sikap baik terhadap sesama adalah refleksi dari akhlak yang mulia. Dalam tarekat, individu diajak untuk selalu berbuat baik, bahkan kepada orang yang tidak menyukainya. Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan saling mendukung.

5.Tarekat sebagai Sarana Penyucian Hati

Penyucian hati adalah tujuan utama dari tarekat. Dengan hati yang bersih, individu akan terhindar dari sifat-sifat negatif seperti iri, dengki, dan benci. Tarekat membantu individu untuk mengenali dan mengatasi penyakit hati ini. Melalui proses mujahadah (perjuangan melawan hawa nafsu), seseorang dapat membersihkan jiwanya dan mengembangkan akhlak yang baik.

6.Kesinambungan Tarekat dan Pendidikan Akhlak

Tarekat bukanlah pengganti pendidikan formal, melainkan pelengkap yang penting. Dalam pendidikan formal, individu diajarkan ilmu pengetahuan, sementara tarekat mengajarkan cara mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Dengan kombinasi ini, individu tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga baik dalam akhlak.

7.Tantangan dalam Pembinaan Akhlak

Meskipun tarekat menawarkan banyak manfaat, ada tantangan yang harus dihadapi. Dalam masyarakat modern, nilai-nilai materialisme dan individualisme seringkali menggeser fokus dari akhlak. Oleh karena itu, penting bagi individu yang terlibat dalam tarekat untuk tetap istiqamah dan konsisten dalam praktik-praktik spiritual mereka.

8.Kesimpulan

Urgensi tarekat dalam pembinaan akhlak individu Muslim sangat jelas. Melalui praktik spiritual, bimbingan dari guru, dan penerapan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, tarekat membantu individu untuk memperbaiki akhlak dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh tantangan ini, tarekat menjadi salah satu jalan untuk kembali kepada nilai-nilai Islam yang hakiki, sehingga individu dapat hidup dengan penuh makna dan tujuan. Dengan demikian, tarekat bukan hanya sekadar praktik, tetapi juga merupakan cara untuk mewujudkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun