وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى(17) الَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكّٰى(18) وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُۥ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓ(19)إِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلٰى(20)وَلَسَوْفَ يَرْضٰى(21)
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepada yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata mata) karena mencari keridhaaan Rabb-nya yang maha tinggi. Dan kelak dia benar benar mendapatkan kepuasan.”(Q.S Al-lail:17-21)
Hijrahnya Ash-Shiddiq
Ketika siksaan dan tekanan kafir Quraisy semakin parah. Kaum muslimin diizinkan untuk berhijrah ke Habasyah. Abu bakar pun pergi meninggalkan kota Makkah. Diperjalanan beliau bertemu dengan Ibnu Daghinah.
Ibnu Daghinah bertanya “Hendak kemana engkau, wahai Abu bakar?.” Abu bakar menjawab “Kaumku mengusirku. Aku ingin pergi ketempat dimana aku dapat beribadah kepada Rabb-ku” Ibnu Daghinah berkata “Orang sepertimu wahai Abu Bakar, tidak pantas pergi (dari negrinya) atau diusir. Engkau adalah orang yang senantiasa menolong orang yang tidak punya, menyambung silaturahmi, memikul beban (orang yang kesulitan, memuliakan tamu, dan membantu orang yang terkena musibah. Aku yang akan menjamin (keamanan)mu. Kembalilah dan beribadahlah kepada Rabb-mu di negrimu”
Abu bakarpun pergi ke Makkah bersama Ibnu Daghinah. Ibnu Daghinah mendatangi pembesar pembesar Quraisy dan berkata “Abu Bakar adalah orang yang tidak pantas diusir, karena kebaikan kebaikannya.” Kaum Quraisy menerima jaminan Ibnu Daghinah dengan syarat abu bakar harus sholat didalam rumahnya dan tidak mengeraskan suaranya. Maka Abu bakar dapat sholat di dalam rumahnya dengan tidak menjahrkan suaranya
Setelah beberapa lama abu bakar menjadikan halaman rumahnya tempat sholat. Beliau adalah orang yang mudah menangis dan tidak dapat menahan diri ketika membaca Alquran. Ketika beliau membacakan Al-Qur’an para wanita dan anak-anak Quraisy merasa takjub dan diam diam memperhatikan Abu bakar.
Kabar ini sampai kepada kaum Quraisy. Mereka mengirim utusan kepada Ibnu Daghinah mengadukan Abu bakar yang sholat di halaman rumah, dan mengeraskan suara ketika sholat. Kaum Quraisy meminta Ibnu Daghinah untuk membujuk Abu bakar sholat di (dalam) rumahnya atau mengembalikan jaminan Ibnu Daghinah.
Ibnu Daghinah berkata “Engkau tau jaminanku kepadamu sebatas apa. Jika engkau berkenan maka lakukan sebatas itu atau engkau kembalikan jaminan itu kepadaku. Karena aku tidak ingin bangsa Arab mendengan aku menyelisihi perjanjian yang telah aku sepakati dengan seseorang” Abu bakar berkata, “Aku kembalikan jaminanmu dan aku Ridha dengan jaminan Allah ‘Azza wa Kalla”
Ketika kaum muslimin diizinkan oleh Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, Abu bakar meminta izin kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk berhijrah. Namun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
لَاتَعْجَل،لَعَلَّ اللهَ يَجْعَلُ لَكَ صَا حِبًا