Melawan beban gravitasi dunia
 Terkadang diri banyak yang terlena dalam menghadapi beban grativasi yang sebetulnya merupakan sebuah masalah dasar yang dialami oleh setiap manusia. Dikatakan sebagai masalah dasar karena merupakan pondasi yang akan mempengaruhi langkah diri dalam memilih arah perjalanan dalam kehidupan di dunia ini.  Dan arah perjalanan inilah yang akan menentukan diri akan beruntung ataupun termasuk golongan diri manusia yang mengalami kerugian dalam kehidupan di dunia
Ketika arah yang dipilih benar maka diri akan mampu menemukan jalan yang benar dan dapat menetralkan gravitasi untuk menuju manusia yang menemukan identitas diri sebagai makhluk yang sempurna. Â Menemukan jalan yang benar karena didasarkan keinginan diri untuk kembali dengan kebaikan akibat kesadaran yang muncul bahwa semua aktivitas hidup akan dipertanggungjawabkan. Â Kesadaran hidup yang di dasarkan oleh ajaran kehidupan akan menjadikan diri mampu mengelola beban masalah yang menjadi semakin kecil sehingga mengakibatkan gravitasi semakin tidak memiliki masa.
Namun kebalikannya jika keputusan pengambilan jalan mengalami kesalahan maka akan menjadikan diri disibukkan dengan grativasi dunia dan lupa menemukan hakekat diri sebagai manusia yang sesungguhnya. Â Karena kehidupannya hanya fokus pada masalah dunia dan mengakibatkan beban semakin besar sehingga waktu tersita untuk masalah keduniawian saja. Â Bahkan mungkin hal ini dapat terjadi pada diri kita yang memiliki pemahaman namun dalam memaknainya masih selalu dihubungkan dengan hal-hal yang fisik dan bersifat keduniawiannya saja.
Tiga langkah yang seharusnya di jalani oleh diri kita agar mampu melawan gravitasi dunia ini agar menjadi manusia langitan adalah 1) memahami hidup dalam gravitasi, 2) melawan gravitasi akan menimbulkan sebuah krisis baru, 3) Bersiap untuk menjadi manusia langitan. Â Pengertian dari ketiganya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pertama memahami hidup dalam gravitasi. Kecintaan manusia terhadap kehidupan dunia (semua hal diukur dengan materi) menunjukkan kondisi bahwa diri masih terjebak dalam lingkaran gravitasi. Â Bahkan mungkin kondisi ini dianggap hal yang wajar karena diri hidup dalam kehidupan yang bersifat material (nyata).
Semua hal-hal yang non materi saja mungkin dianggap tidak ada ataupun jika ada diukur dengan ukuran material juga. Hal ini dikarenakan diri tidak pernah menemukan (terbuka dengan) pemahaman yang mampu menjelaskan tentang masalah perbedaan materi dan non material. Â Jika diri menemukan hal yang baru tentang pemahaman non materi selalu merasa hal ini sangat bertentantangan dengan hal umum maka penemuaannya dianggap sebagai sebuah hal yang tidak pantas untuk di jelaskan lebih lanjut.
Sadar atau tidak bahwa kondisi yang demikian ini sudah biasa terjadi terlebih diri kita manakala berkecimpung dalam hal-hal pemahaman ilmu. Â Hal ini dikarenakan diri tidak mau dikatakan sebagai orang aneh dan asing manakala diri membahas masalah yang berbeda dengan logika umum yang bersifat generalisasi (berterima umum). Â Ketidak siapan diri dikatakan sebagai orang aneh atau asing inilah yang mungkin menjadi penghalang utama dalam menerima kebenaran yang benar dan menganggap bahwa hal yang benar bisa menjadi sebuah kesalahan.
Bahkan mungkin bisa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari diri kita di masyarakat. Â Manakala diri menemukan sebuah ilmu baru yang benar karena berbeda dengan pendapat umum yang berlaku di masyarakat dan dianggap bertentangan dengan tradisi yang ada maka ilmu yang baru dan benar itu divonis sebagai ajaran yang menyimpang sehingga perlu untuk di peti es kan. Â Â
Kedua melawan gravitasi akan menimbulkan krisis hidup yang baru, Perbedaan dari pemahaman yang baru di peroleh dengan kebiasaan yang sudah biasa dilakukan oleh setiap diri akan menjadi pertimbangan dasar dalam menyampaikan bahwa apa yang sebetulnya berlaku adalah salah. Â Ketakutan inilah yang menjadi penyebab utama manakala diri masih terjebak dalam gravitasi.
Maka manakala diri yakin dan ingin merevisi pemahaman yang keliru namun sudah menjadi kebiasaan sehari hari akan menimbulkan sebuah masalah baru. Â Munculnya masalah baru inilah yang dikatakan sebagai krisis baru yang akan di dalami oleh setiap diri manusia yang berusaha memperbaiki perjalanan dalam kehidupan di dunia ini. Â Ketika diri tidak kuat dengan tekanan yang muncul maka manakala diri lemah maka akan memilih diam dan tidak akan mengaplikasikan pemahaman baru yang ada karena diri memiliki ketakutan akan gravitasi yang bermasalah.