Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Mencari Mahkota Kesabaran

1 Maret 2022   22:31 Diperbarui: 24 Maret 2022   20:08 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pribadi yang sukses dalam kesabaran tercermin dengan kepemilikan sifat diri yang memiliki: 1) comitment; 2) consistence; 3) consequences; 4) continuous.  Karena pribadi yang sabar akan selalu teguh dan yakin bahwa harapannya akan terpenuhi dan tidak goyah dengan tipu daya yang akan mengakibatkan bergesernya jalan lurus kehidupan di masa depan.  Karena mungkin sekarang banyak fenomena diri yang mudah tergoda dan terkena tipu daya yang berakibat bergesernya garis perjalanan diakibatkan diri yang kurang memiliki sifat tersebut.

Kesabaran yang dimiliki dengan karakter tersebut akan mampu menumbuhkan rasa penerimaan diri terhadap ujian dan tantangan yang muncul dihadapannya baik dalam bentuk kesenangan ataupun kesedihan.   Baginya kesabaran adalah merupakan hal yang biasa dan harus dilalui serta bukan hal yang menjadikan diri terlena ataupun lalai dengan kondisi tersebut.  

Hati yang lapang dan siap menerima kondisi (baik senang atau susah) merupakan sebuah cerita yang menjadi penguat diri dalam perjalanan di kehidupan dunia ini.   Kondisi senang ibarat seperti pengisian bahan bakar agar diri mampu berjalan lebih lama lagi.   Sedangkan kondisi kesedihan dianggap sebagai selingan dari sebuah perjalanan.  Perasaan ini muncul jika diri memiliki keyakinan bahwa tidak ada jalan yang selalu mulus tanpa hambatan dan indah, namun jalan kehidupan yang dijalani juga harus menjalani liku-liku perjalanan dengan tanjakan dan turunan yang tajam sebagai keindahan perjalanan untuk menjadi pemenang.

Kemenangan diri menyelesaikan perjalanan dengan kesabaran bukan sebagai sebuah kebanggaan melainkan akan menjadikan diri mendapatkan pribadi yang bermahkota kesabaran.

Mahkota Kesabaran

Hidup di dunia ini adalah bentuk pertanggungjawaban diri setelah dilahirkan.  Rasa tanggung jawab ini muncul karena diri tidak sekedar hidup namun memiliki tugas yang harus diemban.  Tugas berat yang seharusnya menjadi diri manusia sebagai makhluk yang sempurna. Namun akan menjadi ringan jika diri memiliki pemahaman atas perjalanan kehidupan di dunia ini.

Ketika pemahaman akan kehidupan di dunia ini di dasarkan atas pengetahuan yang "keliru" maka diri akan terjebak pada kondisi yang menyebabkan beban.  Padahal sebetulnya diri hidup di dunia ini sudah diberikan bekal yang cukup oleh Sang Pencipta. 

Ketidaksadaran diri dengan adanya bekal ataupun menganggap bahwa bekal adalah sama dengan beban karena diri tak pernah memahami atau mengenal pemahaman yang sesungguhnya.  Jika diri demikian maka tak ayal lagi akan menjadi orang yang selalu hidup dalam kekhawatiran dan selalu berkeluh kesah.

Rasa kekhawatiran dan senang berkeluh kesah akibat diri salah dalam memaknai kesabaran.  Jika salah dalam memaknai kesabaran maka gambaran mahkota kesabaran adalah harapan yang bersifat materi dan keduniawian.   Pribadi yang demikian sering dikatakan sebagai diri yang tidak mengenal bekal dan bersifat "cengeng".  Karena makna sabar adalah sebuah kekuatan bukan rasa cengeng yang muncul.

Setiap kesabaran yang muncul dari pribadi orang yang berkualitas akan menumbuhkan hal yang baru bahkan akan membentuk perilaku yang baik.  Perilaku yang baik inilah yang akan membentuk  sebuah pribadi manusia yang tangguh atau bertanggungjawab dalam kehidupan dan dikatakan sebagai mahkota kesabaran.  

Pribadi yang bermahkota kesabaran bukan gambaran seorang raja yang memiliki mahkota, malah mungkin menjadi diri yang sangat sederhana karena hidupnya jauh dari urusan dunia.  Karena di dalam mahkota kesabaran ini terdapat nilai nilai: 1) optimisme; 2) self confidence; 3) jiwa besar (to forgive and to forget); 4) self control; 5) risk taker (plan of external control).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun