Ketika diri tidak memahami hal ini maka kehadiran "rumah" yang merupakan hal inti dari tindakan akan hilang. Â Akibatnya esensi dari tindakan tidak akan menghasilkan sebuah keseimbangan untuk diri manusia itu sendiri.
Sehingga mungkin tindakan/ profesi yang baik (jika dilihat dari fisik) namun ternyata esensi tindakan atau profesionalitasnya tidak ada sehingga bukan kebaikan yang menjadi hasilnya melainkan sebagai duri dalam daging tindakan/profesi itu. Â Ini terjadi karena "rumah" masih belum muncul atau dalam kondisi gelap.
Dan kebanyakan tindakan yang dilakukan hanya didasarkan oleh Indra (Pikir, Rasa, Ingin) tanpa as penggerak yang di gunakan untuk penyeimbang. Â Indra itulah yang nantinya akan memberikan output pada perilaku diri dalam beraktivitas di dalam kehidupan sehari hari.
Dominasi Pikir maka akan berdampak diri dalam beraktivitas hanya di motivasi oleh perhitungan material yang bersifat fisik. Â Ketika keuntungan diperoleh maka akan dilakukan dan jika di hitung mengalami kerugiaan maka akan di tinggal. Karena orientasi pikir adalah logika rasional dalam mempertimbangkan untung atau rugi.
Dominasi  Rasa maka akan berdampak diri dalam beraktivitas hanya di dasarkan atas pertimbangan perasaan.  Hal ini karena sifat dasar diri manusia yang selalu diliputi dengan rasa kekhawatiran (sebagai penyakit diri).  Akibatnya diri yang demikian akan selalu beraktivitas dengan sekedar "mengikuti" arus yang kuat dan di dukung oleh orang yang banyak agar diri selamat dalam perjalanan dan tanpa beban tanggung jawab.
Dominasi Ingin maka akan berdampak diri dalam beraktivitas hanya untuk tujuan memuaskan keinginan untuk memenuhi kebutuhan perut dan bawah perut saja. Â Maka aktivitas yang dilakukannya pun hanya pertimbangan untuk itu saja.
Agar diri tidak terjebak dalam dominasi indra tersebut maka harus menghadirkan "rumah" agar ketiga indra tersebut mampu disinergikan dalam sebuah sistem kerja yang baik dalam tubuh manusia. Â Maka "rumah" lah sebetulnya merupakan tindakan yang menjadi dasar diri dalam setiap aktivitas kehidupan di dunia ini.
Hanya sekedar humor sufi. Â Tidak ada yang membuat tertawa, namun hanya mengajak diri untuk merenung agar bisa membangun "rumah" diri yang baik
Artikel ini merupakan bagian dari bab di Buku "Teori dan Konsep Akuntansi Yang baik". Â Yang insya allah terbit di tahun 2022
Terima kasih,
Magelang, 20/12/2021