Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Memahami "Teori Tindakan" dalam Berprofesi?

20 Desember 2021   22:13 Diperbarui: 20 Desember 2021   23:11 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakmauan atau ketidakmampuan diri dalam menghubungkan hal yang demikian mungkin bukan di masukkan sebagai faktor ilmiah dalam sebuah kajian teori.  Akan tetapi yang demikian merupakan hal utama dan faktor alamiah dalam kehidupan diri manusia di kehidupan dunia ini.  

Hal ini mungkin diakibatkan pemahaman diri tentang ilmu yang ada sekarang lebih condong pada rasionalitas yang didasarkan atas logical thingking dan berdampak pada kepercayaan akan hukum sebab akibat.  Sehingga masalah campur tangan Sang Pencipta akan adalah sebuah takdir dari Sang Pencipta (bersifat spiritual/religuitas) yang malah akan mengganggu kebebasan dalam beraktivitas diri manusia.

Maka ketika sesuatu dihubungkan dengan hal yang non ilmiah diri akan dengan cepat memberikan argumen itu bukan alasan bahwa hasil dipengaruhi oleh tindakan non teknis manusia.  Argumen seperti ini hal yang biasa kita dengar dan akan selalu menjadi alasan pembenaran atas pemahaman yang diyakininya.

Apakah orientasi diri akan selalu bersifat ilmiah dalam kehidupan di dunia ini dan tabu ketika di dekatkan dengan hal yang bersifat alamiah?  

Untuk menjawab hal pertanyaan seperti ini bagi seorang awan seperti diri pasti akan dengan mudah menjawab hidup ini tidak hanya ilmiah namun juga alamiah.  Karena bahwa dua hal ini seperti memiliki hubungan kasualitas.  Ilmiah pun juga berasal dari alamiah (induktif) atau dan ilmiah adalah untuk membuktikan sebuah fenomena yang terjadi alamiah dengan teori yang ilmiah (deduktif).

Namun bagi yang selalu berpegang pada prinsip ilmiah pasti akan menjawab hidup itu harus bisa dipikirkan dengan logika.  Dan akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat ketika fenomena bisa dijelaskan dengan ilmiah.  Kekerasan dalam memegang prinsip ini bukan tanpa dasar,  karena dasar pemahaman yang dimiliki adalah logika rasional yang dapat dibuktikan dengan bukti yang nampak dan bisa digeneralisasi (berlaku umum).

Tidak perlu diri memperdebatkan hal ini (masalah ilmiah atau alamiah) tentang ilmu atau pemahaman yang dimiliki oleh orang lain.  Karena diri hanya sekedar mengingatkan kembali perlu adanya keseimbangan antara ilmiah dan alamiah.  Ketika keseimbangan ini terjadi maka segala aktivitas atau tindakan yang dikerjakan dalam menjalankan profesi sehari-hari akan menghasilkan output yang maksimal (dalam ukuran keikhlasan/kepatuhan).

Mengenal Teori Tindakan dalam Berprofesi

Teori tindakan yang baik ini bukan merupakan sebuah  dekonstruksi atas pemahaman-pemahaman teori-teori yang selama ini berkembang dan diakui sampai saat ini.  Namun hanya sekedar wacana dan pemahaman baru mengenai bagaimana tentang teori tindakan yang sebenarnya sebagai dasar diri manusia dalam beraktivitas.

Teori tindakan yang baik ini tidak seperti apa yang dipahami selama ini karena tindakan dalam beraktivitas bukanlah sebuah aksiden. Aksiden adalah dampak dari tindakan.  Maka aktivitas sholat dan puasa walaupun dilakukan secara jasmaniah (walaupun sebuah tindakan dalam pemahaman umum) bukanlah hakekat dari tindakan itu sendiri.

Sebagai sebuah ilustrasi orang melakukan sholat dan puasa bukanlah sebuah tindakan.  Kedua aktivitas itu adalah sebuah aksiden yang muncul dari tindakan "hati" manusia.  Maka teori tindakan yang baik adalah mengajak diri untuk mengkaji "hati/rumah" manusia itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun