Mohon tunggu...
Muh. Aditya Wisnu Wardana
Muh. Aditya Wisnu Wardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar dan berlatih

Muhammad Aditya Wisnu Wardana; Universitas Sebelas Maret 2020; Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mahasiswa Indonesia Darurat Belajar "Sistem Kebut Semalam"?

9 Mei 2022   21:23 Diperbarui: 10 Mei 2022   18:56 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak alasan mahasiswa lebih memilih menjalani belajar sistem kebut semalam. Salah satunya, kesibukan di luar akademik mengharuskan mahasiswa menjalani praktik ini. 

Mahasiswa atau pelajar yang menerapkan SKS untuk mengerjakan tugas karena ada unsur prokrastinasi. Prokrastinasi adalah penundaan pengerjaan tugas secara berulang dan disengaja.

Namun, dalam dunia psikologi sifat menunda sangatlah akrab dengan istilah temporal discount. Artinya makin jauh jarak tenggat waktu suatu tugas, maka bakal kita anggap makin kurang penting. 

Misalnya, seperti mahasiswa skripsian terasa belum penting kalau belum mepet tenggat waktunya.

Sebenarnya sifat menunda sangat wajar dialami oleh manusia, bahkan pelajar sekalipun. Hal ini dikarenakan dulu nenek moyang kita di alam liar kalau lapar, ya... tinggal berburu. Urusan hari itu ya dipikirkan saat itu juga. Cuma praktik SKS ini kadang emang masih kumat-kumatan.

Hingga kita dapat mengetahui, itulah masalah pendidikan Indonesia, selama ini sekolah atau perguruan tinggi menilai kepintaran siswa nyaris hanya berdasarkan nilai pelajaran saja. Intinya yang dilihat adalah jangka pendek, bukan jangka panjangnya. 

Apalagi banyak sekali distraksi di dunia digital yang memberikan hadiah serba instan. Padahal kata pepatah kalau mau maju harus "bersusah-susah dahulu, baru bersenang-senang kemudian". 

Sehingga sebagai mahasiswa kita harus sadar bahwa kehidupan dan kebutuhan manusia akan semakin kompleks, sehingga mau tidak kebutuhan harus kita rencanakan jauh-jauh hari, tidak menggunakan sistem kebut semalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun