Mohon tunggu...
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga dan Wiraswasta

Hobi saya membaca dan menulis. Menuangkan isi pikiran kedalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raihan dan Sepak Bola

27 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:00 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di menit-menit akhir, saat tim lawan menggempur pertahanan mereka, Raihan merasakan semua kecemasan dan ketegangan terkumpul. Dia ingat semua perjuangan dan latihan yang telah dilalui. Dengan semangat yang membara, dia berlari ke arah bola yang lepas, merebutnya dari pemain lawan, dan menggiringnya menjauh dari gawang mereka. Pertandingan berakhir dengan kemenangan!

Raihan merasa sangat bahagia. Dia berlari ke arah rekan-rekannya, merayakan kemenangan yang luar biasa. Dalam pelukan hangat dari timnya, Raihan menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang pencapaian individu, tetapi tentang kerja sama dan saling mendukung.

Setelah pertandingan, Coach Amir memuji performa tim. "Kalian semua bermain luar biasa! Ini baru permulaan. Mari kita persiapkan diri untuk pertandingan berikutnya. Jangan lengah, kita harus terus berjuang!"

Momen itu membangkitkan semangat Raihan dan tim. Mereka semua tahu bahwa tantangan berikutnya akan lebih berat, tetapi mereka merasa lebih kuat dan lebih bersatu. Raihan pun menyadari bahwa ini adalah perjalanan yang tidak hanya menguji kemampuan fisiknya, tetapi juga mental dan emosionalnya.

Ketika kembali ke tempat tinggal tim, Raihan merenung tentang semua yang telah dia capai. Dia tidak hanya menjadi pemain yang lebih baik, tetapi juga belajar tentang arti persahabatan dan kerja sama. Kemenangan ini memberinya motivasi untuk terus berjuang dan tidak menyerah pada impian yang telah ia idamkan sejak kecil.

Bab 7: Ketegangan di Ujung Persaingan

Setelah kemenangan beruntun di turnamen internasional, tim nasional junior Raihan merasa semakin percaya diri. Namun, seiring dengan keberhasilan mereka, tekanan untuk tampil lebih baik juga semakin meningkat. Hari demi hari, berita tentang tim mereka semakin meluas di media, dan ekspektasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Raihan tahu bahwa mereka tidak hanya bermain untuk diri sendiri, tetapi juga untuk negara dan penggemar yang menaruh harapan besar pada mereka.

Pada minggu-minggu menjelang semifinal, sesi latihan menjadi semakin intens. Coach Amir memimpin setiap latihan dengan ketat, menekankan pentingnya persiapan dan fokus. Raihan dan rekan-rekannya merasa beban yang semakin berat di pundak mereka. Meskipun mereka sudah memiliki kemenangan, rasa cemas mulai muncul kembali.

Suatu malam, saat Raihan beristirahat di kamarnya, dia menerima pesan dari Liam, sahabatnya di akademi. Liam memberitahunya bahwa dia dan teman-teman lainnya selalu mendukungnya dari jauh. Pesan itu menyentuh hatinya dan mengingatkan Raihan tentang tujuan awalnya. "Ingat, Raihan, sepak bola adalah tentang kebahagiaan dan cinta. Jangan biarkan tekanan mengubah itu," tulis Liam.

Kata-kata itu membuat Raihan merenung. Dia tahu bahwa dia harus menemukan keseimbangan antara ambisi dan kebahagiaan dalam bermain. Dengan semangat baru, dia bertekad untuk menikmati setiap momen di lapangan, terlepas dari hasilnya.

Hari semifinal pun tiba. Raihan dan tim berkumpul di ruang ganti, merasakan ketegangan di udara. Mereka semua saling memberi semangat, dan Raihan berusaha untuk membangkitkan semangat tim. "Kita sudah berlatih keras untuk ini. Ayo tunjukkan siapa kita!" serunya, diiringi sorakan rekan-rekannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun