Mohon tunggu...
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga dan Wiraswasta

Hobi saya membaca dan menulis. Menuangkan isi pikiran kedalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raihan dan Sepak Bola

27 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 1: Mimpi Sejak Kecil

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau dan pepohonan rimbun, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Raihan. Sejak kecil, Raihan memiliki satu impian yang menggebu: menjadi pemain sepak bola terkenal. Setiap sore, setelah pulang dari sekolah, ia akan berlari menuju lapangan kecil di dekat rumahnya, tempat ia dan teman-temannya bermain bola hingga senja.

Lapangan itu bukanlah lapangan yang biasa. Tanahnya sering berlumpur saat hujan, dan tiang gawangnya terbuat dari kayu yang hampir roboh. Namun, bagi Raihan, lapangan itu adalah tempat di mana semua mimpi bisa menjadi kenyataan. Ia akan berlari mengejar bola, menggiringnya melewati teman-temannya, dan membayangkan dirinya mencetak gol di stadion besar dengan sorakan penonton yang menggema.

Orang tua Raihan, terutama Uminya, sering kali mengingatkan agar ia fokus pada pendidikan.

"Kamu harus belajar yang rajin, Nak. Sepak bola bukanlah jalan hidup yang pasti," nasihat Uminya dengan lembut namun tegas. Namun, setiap kali Raihan mendengar suara bola ditendang, hatinya bergetar penuh semangat. Dia percaya bahwa sepak bola adalah panggilan hidupnya.

Di sekolah, Raihan dikenal sebagai anak yang ceria dan selalu bersemangat. Ia memiliki kemampuan menggiring bola yang membuatnya menjadi bintang di lapangan sekolah. Teman-temannya seringkali mengandalkan Raihan saat pertandingan kelas. Raihan senang berbagi teknik dan trik yang ia pelajari dari berbagai video pemain sepak bola terkenal. Namun, di balik senyum dan tawa itu, Raihan juga merasakan tekanan dari harapan orang tuanya.

Suatu hari, saat turnamen sepak bola antar sekolah diadakan, Raihan mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya. Dia sangat bersemangat, berlatih keras setiap hari menjelang turnamen. Dengan jersey yang sudah pudar, dia berlari di lapangan, berharap penampilannya bisa membuat semua orang bangga.

Hari pertandingan tiba. Raihan dan timnya bertanding melawan tim dari sekolah tetangga yang terkenal kuat. Raihan merasa gugup, tetapi semangatnya mengalahkan rasa takutnya. Ketika peluit dUminyikan, dia berlari ke lapangan dengan sepenuh hati.

Pertandingan itu sangat menegangkan. Raihan menggiring bola dengan cepat, menghindari para pemain lawan, dan berusaha mencetak gol. Momen paling mendebarkan terjadi ketika ia mendapatkan umpan dari rekan setimnya. Dengan penuh keberanian, Raihan menendang bola sekuat tenaga, dan... GOOOL! Sorakan dari penonton menggema di telinganya. Raihan merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dia berhasil membawa timnya menang.

Kemenangan itu menjadi momen yang sangat berarti baginya. Setelah pertandingan, Raihan dikelilingi teman-temannya yang bersorak dan berpelukan. Namun, di dalam hati, ada satu pertanyaan yang mengganggu. Apakah orang tuanya akan bangga padanya?

Ketika pulang ke rumah, Raihan menemukan Uminya menunggu di depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun