Mohon tunggu...
Cerpen

-Tanpa Judul-

12 April 2016   11:59 Diperbarui: 12 April 2016   12:13 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 CD..

Tanganku bergetar melihat semua barang-barang itu, ada yang aneh, jelas sangat aneh. Aku memeluk lutut dan menahan badanku yang gemetar, air mataku tergantikan oleh keringat dingin yang tiba-tiba mengucur deras. Tiba-tiba ayah muncul dari belakang, memelukku erat. Aku hanya bisa menerima pelukan hangatnya, rasanya seperti déjà vu saat seperti ini. Atau memang pernah terjadi?. Aku menggigit bibirku, merasakan ketakutan yang luar biasa dari dalam tubuhku.

“tenang Mut, ada Ayah”, aku hanya  mengangguk pelan, tak mampu berucap apa-apa.

---

Namaku Mutia Tri Gunawan, aku sudah sembuh.!

Saat umurku 10 tahun, aku mengalami kejadian yang tak pernah kuduga akan terjadi, di suatu siang saat aku hendak pulang, aku menunggu Yoka, sahabatku di depan gerbang sekolah untuk pulang  bersama seperti biasanya, namun Yoka tak biasanya se-lama ini. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang sendiri, mungkin saja Yoka sudah pulang duluan, pikirku. 

Namun, tiba-tiba mobil hitam gelap berdecit mengerem denga mendadak di depanku, dua orang pria besar menangkapku. Mereka menculikku, dan membawaku ke suatu tempat yang sangat jauh. Aku di siksa disana, karena aku tak mau berbicara sedikitpun tentang identitas keluargaku, mereka tidak memberiku makan, menodongku dengan alat-alat tajam, dan akhirnya mereka, menganiayaku, memperkosaku dengan hati busuk mereka, kelakuan busuknya. Dan mereka membuangku ke depan sekolah pagi-pagi buta dengan keadaanku yang sangat mengenaskan, tapi aku masih hidup. Tapi bukan aku, itu orang lain.

 Ayah bilang aku berubah menjadi orang lain. Aku tak lagi berbicara halus, aku bahkan bersikeras bahwa aku sudah berumur 17 tahun pada waktu itu. Semua orang kebingungan dengan pengakuanku, karna aku saat itu bukan lagi Mutia Tri Gunawan, tapi aku adalah Melania Rose, seorang wanita yang dibuang oleh Ibu dan saudara-saudaranya.

 Oleh karena itu, ayah bilang bahwa aku saat itu selalu berusaha untuk membunuh ibu, dan saudara-saudaraku. Bahkan, saat itu aku pernah benar-benar membawa pisau dan berhadapan dengan ibuku, namun, Yoka menghadangnya. Hingga Yokalah yang aku lukai, hingga ia harus menjalani perawatan karena aku menusuk perutnya. Ayahku bilang, aku memiliki kepribadian ganda pada saat itu, oleh karena itu, psikiater menyarankan aku agar aku menjalani perawatan dan menjauhkanku dengan orangtuaku dan semua orang yang Melania benci. Namun tetap dalam pengawasan psikiater. 

Dengan berbagai cara untuk mengembalikanku seperti semula. Dan pada suatu hari aku ingat sesuatu, aku sadar bahwa aku telah ditinggalkan, aku sadar bahwa aku sekarang berumur 18 tahun, aku sadar bahwa aku adalah Mutia Tri Gunawan, entah, aku tak tau sejak kapan aku menyadarinya. Yang jelas, Mutia telah bangun dari tidur panjangnya. Dan Melania telah hilang entah kemana.

Hari itu juga, Ayah membawaku pulang, menemui dunia Mutia. Menemui Ibu, saudara-saudaraku, menemui kakek dan nenek. Sungguh, aku begitu menyesal telah merasa ditinggalkan, merasa kesepian, padahal mereka disini mendoakan dan menungguku kembali. Entah bertahun-tahun sudah mereka bersabar untuk menungguku bangun, justru kini kurasa mereka yang lebih tersiksa karena penantian ini. Mereka memelukku erat, menciumiku, dan menangis sejadi-jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun