Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sepotong Doa Di Gerbong KRL

11 Mei 2020   03:49 Diperbarui: 11 Mei 2020   03:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Udah, yuk semangat!" Rindang mengalihkan perhatian. Khalisa tersenyum tipis.

"Semangat, dong!" ujar Rindang lagi

"Iya.. Iya.. Semangat," jawab Khalisa, bibirnya membentuk senyum yang lebih lebar. Ada kelegaan yang menyeruak hadir di hati Rindang melihat senyum sahabatnya.

*

Siang itu Khalisa pulang kuliah sendiri. Sudah dua hari Rindang sakit. Berjejal di gerbong KRL yang panas dan pengap, seperti biasa hidung Khalisa berontak. Alerginya tak bisa diajak kompromi, bersin pun tak bisa ditahannya.

"Alhamdulillah," desisnya lirih, bahkan terlalu lirih untuk bisa di dengar sendiri.

"Yarhamukillah." Tiba-tiba seseorang sudah berdiri di sampingnya sambil menyodorkan sebungkus tissue. Khalisa terpaku tak percaya pada pengelihatannya. Laki-laki dengan jaket almamater biru itu tersenyum, menampakkan sederetan giginya yang putih dan rapi.

"Yahdikumullah," ucap Khalisa lirih.

"Ma kasih," ujarnya lagi sambil menyodorkan kembali sebungkus tissue yang diambilnya selembar.

"Ambil aja! Kamu sering bersin dan aku lihat kamu selalu lupa bawa tissue." Laki-laki itu menolak tissue yang disodorkan. Khalisa tersipu malu, pipinya memerah, ia memang sering lupa membawa tissue padahal harusnya benda kecil itu selalu ada di tasnya, karena ia bisa bersin di mana saja saat hidungnya bereaksi.

"Alergi?" tanya laki-laki itu lagi. Khalisa mengangguk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun