Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sepotong Doa Di Gerbong KRL

11 Mei 2020   03:49 Diperbarui: 11 Mei 2020   03:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lho.. Kemana dia, Rind?" tanya Khalisa. Rindang cuma mengangkat bahu dengan mimik lucu.

"Jadi itu pangeran yang selama ini kamu cari?" selidik Rindang memastikan. Khalisa mengangguk.

"Pantesan kamu nyarinya sampai kayak orang gila. Dia cakep, sih."

"Issshhh... apaaan sih," elak Khalisa.

"Bukan karena dia cakep, Rind. Tapi dari cara dia menjawab doaku waktu bersin itu nunjukin kalau dia seorang yang paham agama."

"Jarang lho laki-laki seumuran kita yang paham hal sunnah kecil seperti itu. Apalagi mengamalkannya. Aku yakin dia seorang yang bagus agamanya."

"Mudah-mudahan dia benar-benar ditakdirkan menjadi imamku ya, Rind." Mata Khalisa menerawang. Ada untaian harap yang terselip di sana

"Iya... Aamiin." Rindang mengamini sambil mengelus pundak sahabatnya.

"Tapi ia sudah hilang lagi, sebelum aku sempat kenalan." Ada sesal mengalun pada ucapan Khalisan, embun di sudut matanya mulai mencair.

"Kalau kamu percaya dia jodohmu, pasti akan ada jalan buat bertemu," hibur Rindang sambil menatap lekat mata Khalisa. Mencoba menanamkan keyakinan di sana.

"Iya juga, sih. Semoga aja," harap Khalisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun