Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Pertemuan Anak MUda NU dengan Presiden Israel

30 Juli 2024   06:07 Diperbarui: 30 Juli 2024   06:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : M. Saekan Muchith

Jagad maya diramaikan  berbagai tanggapan dan pernyataan terhadap  5 (lima) tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang bertemu dengan  Presiden Israel Isaaac Herzog. Kelima tokoh muda NU adalah Sukron Makmun (Kader PWNU Banten), Zainul Ma'arif (Dosen Unusia Jakarta), Munawir Azis (Sekum PP Pagar Nusa), Izza Annafisah Dania (PP Fatayat NU), dan Nurul Bahrul Ulum (PP Fatayat NU). Semua elemen mencibir, menyayangkan dan bahkan menyalahkan termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menjadi  organisasi tempat mengabdi kelima tokoh muda tersebut.  Alasanya sama karena Israel sebagai negara dan bangsa sekarang ini sedang disorot tindakan brutalnya menyerang warga Palestina. Indonesia bersama negara lainya bersuara lantang mengecam tindakan biadab Israel dan mendukung kemerdekaan Palestian secara penuh.

Pertemuan kelima tokoh muda NU dianggap menciderai perasaan warga Palestina dan menjustifikasi legalitas Israel dalam membumi hanguskan Palestina serta menghambat atau mengganggu perjuangan Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Beredar berita, PBNU akan segera memanggil untuk melakukan tabayun kepada tokoh  muda NU yang aktif sebagai pengurus badan otonom PBNU. Begitu juga, PWNU Banten juga akan segera melakukan klarifikasi kepada salah satu yang ikut bertemu Presiden Israel yaitu Syukron  Makmun yang dianggap sebagai kader dari PWNU Banten yang sudah berhenti sebagai wakil ketua PWNU Banten sejak bulan juni 2024. (DetikNews, 15 Juli 2024).

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta juga memutuskan akan menggelar sidang etik kepada salah satu dosennya yang ikut bertemu Presiden Israel yaitu Zainul Ma'arif.  Sidang etik akan meminta pertanggung jawaban Zainal Ma'arif atas sikapnya bertemu Presiden Israel karena telah bertentangan dengan nilai nilai yang dianut Unusia. Begitu disampaikan Biro Humas Unusia Dwi Putri yang dipublikasikan NU Online 15 juli 2024.

Walhasil, tanggal 17 juli 2024 PBNU berhasil mengundang kelima tokoh  muda NU tersebut.  PBNU dalam siaran persnya menyatakan kelima tokoh muda NU dinyatakan tidak mewakili organisasi NU dan akan memberikan sanksi organisasi sesuai dengan kadar kesalahanya.

Bicara penjajahan, penindasan  dan kedholiman, Israel negara yang paling mudah disebut sebagai "biang kerok"  penjajahan,  penindas dan kedholiman  terutama kepada warga Palestina. Sejak tanggal 7 oktober 2023 menjadi momentum sangat menyedihkan bagi warga Palestina khususnya dan warga dunia umumnya karena Israel benar benar melakukan pembantaian secara membabi buta kepada warga Palestina. Dengan alasan menyerang aktivis Hamas, Israel tega memborbardir tempat tempat warga sipil, fasilitas kesehatan dan  pendidikan sehingga ribuan nyawa yang tidak berdosa menjadi korban. Himbauan, peringatan, kutukan bahkan protes turun kejalan dilakukan mahasiswa diberbagai negara, namun Israel tetap "keras kepala", alih alih menghentikan serangan, justru meningkatkan intensitas serangan kepada tempat tempat pemukiman warga sipil.

Pernyataan sangat keras  menentang agresi Israel terhadap palestina  dari forum dan podium PBB juga telah disuarakan dari berbagai negara anggota Dewan Keamanan PBB. Indonesia benar benar all out mengajak, melobi negara lain agar mau berjuang demi kemerdekaan Palestina. Akhirnya Israel seakan akan menjadi musuh bersama bangsa di dunia. Lagi lagi Israel benar benar buta, tuli dan bisu  terhadap kemanusiaan warga Palestina. 

Bagi bangsa Indonesia, segala bentuk penjajahan dan penindasan dimuka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Demikian bunyi Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang masih dipegang tegung semua elemen bangsa Indonesia.  Bagi umat Islam juga memiliki keyakinan bahwa tidak ada musuh yang layak kita lawan atau perangi  kecuali orang orang yang  dholim atau melakukan kedholiman (wala'udwana illa 'ala dholimiin). (QS Al Baqarah 139).

PBNU sepertinya marah besar kepada 5 (lima) tokoh  muda NU yang bertemu dengan Presiden Israel Irsaac Herzog. Sikap tersebut dianggap benar benar melukai perasaan  masyarakat Indonesia dan juga  warga Palestina yang sedang berjuang keras mewujudkan kemerdekaan Palestina. Pertemuan dengan Presiden Israel bisa dijadikan gerakan propaganda membenarkan agresi atau penyerangan kepada warga Palestina. 

Apakah sikap 5 (lima) tokoh muda NU benar benar menguntungkan Israel? Apakah pertemuan 5 (lima) tokoh muda NU dengan Presiden Israel  akan menambah eksis atau "amunisi" bagi Israel secara politik? Ataukah sikap kita yang terlalu membesar besarkan sehingga terkesan akan terjadi masalah yang besar bagi bangsa Indonesia dan warga Palestina? Bukankah di kalangan warga nahdliyyin itu sesuatu yang biasa? Bukankah Gus Dur dan Gus Yahya juga pernah berkunjung dan bertemu cara langsung dengan PM Israel?, Mengapa baru sekarang PBNU seakan akan marah besar terhadap warganya yang berkunjung ke Israel? 

Sikapi Ambigu terhadap Israel 

 Bagaimana dengan Israel? Apakah sudah pantas dikatakan sebagai negara yang dholim sehingga layak diperangi? Bagaimana sikap kita sebagai bangsa Indonesia menghadapi perilaku Israel jika dikategorikan sebagai negara yang benar benar melakukan kedholiman kepada warga Palestina? Harus dilakukan dengan cara menutup diri rapat rapat (pemboikotan) dengan Israel atau dilakukan dengan perjanjian, bekerjasama hubungan bilateral dan atau hubungan perdagangan?

Seluruh bangsa Indonesia menghendaki sikap tegas menolak  total terhadap Israel. Sampai tahun 2024, Indonesia  tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Israel. Hal ini menunjukan sikap politik Indonesia tetap menolak agresi Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina melalui forum diplomasi di tingkat internasional dan PBB. Masyarakat Indonesia tidak tinggal diam, berbagai elemen masyarakat dan ormas rajin melakukan aksi bela Palestina. Seruan boikot produk Israel juga digaungkan sehingga ada yang menilai seruan boikot benar benar berpengaruh terhadap eksistensi Israel secara ekonomi maupun  politik.

Saking bencinya dan semangatnya menolak Israel, siapapun yang berkomunikasi dengan Israel pasti dihujat, dicaci maki bahkan dianggap sebagai pengkhianat bangsa. Pada tahun 1994 KH. Abdurrahman Wahid (Gu Dur) diundang oleh Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin untuk menyaksikan perjanjian damai antara Israel dengan Yordania.  Sebelum menjadi Ketua Umum PBNU, Gus Yahya juga pernah datang ke Israel ketemu Perdana Menteri Israel. Hujatan dan cacimakianpun juga dialami oleh Gus Dus dan Gus Yahya pada waktu itu . Kelima anak muda NU sekarang juga mengalami hal yang sama bahkan lebih tajam.  

Indikasi mendukung atau menolak Israel lebih banyak dilihat dari sikap yang bersifat formal dan langsung. Artinya seseorang atau kelompok dianggap pro atau anti Israel jika melakukan atau tidak melakukan kerjasama, ketemu atau tidak ketemu dengan elit politik Israel, berkunjung ke Israel atau tidak. Mengetahui negara itu pro atau anti Israel cukup mudah. Apakah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel atau tidak. Memberi bantuan kepada Israel atau tidak, menyatakan menolak melalui pidato di forum forum internasional atau tidak.

Gus Dur saat menjadi  Presiden RI ke 4 berencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel, alasanya  kalau ingin membantu mempercepat kemerdekaan Palestina harus membuka hubungan diplomatik dengan Israel bukan malah menutup diri atau memusuhi Israel. Jika memiliki hubungan diplomatik maka Indonesia bisa secara terus menerus bertemu dan berdiskusi untuk mewujudkan perdamaian dan kemerdekaan Palestina. Namun rencana Gus Dur ditentang mentah mentah dari berbagai kalangan, akhirnya sampai Gus Dur lengser rencana tersebut belum bisa diwujudkan.

Gus Dur mengajarkan  berfikir realistis dan proporsional. Mengapa? Bangsa Indonesia dan juga bangsa lain di dunia tidak mungkin bisa memusuhi Israel secara total yang menyangkut politik, sosial budaya dan ekonomi. Kalaupun memusuhi atau anti Israel itu hanya dalam tataran formal seremonial  saja yaitu dengan cara tidak membuka hubungan diplomasi politik dan pernyataan menolak di berbagai forum internasional. Namun dalam hal tertentu masih tetap memberikan dukungan dalam bentuk lain  yang menguntungkan Israel secara budaya maupun ekonomi. Bisa dilihat dari beberapa fakta sebagai berikut;

Pertama, Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan dilomatik dengan Israel namun hubungan dagang masih terus berjalan. Kementerian perdagangan mencatat selama tahun 2023 nilai perdagangan Indonesia dengan Israel mencapai 187,7 juta USD.  (BeritaSatu, 11/5/2024).

Kedua, Data Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa impor Indonesia dari Israel masih terus berjalan ditengah tengah sorotan tajam terkait dengan serangan membabi buta kepada warga Palestina. Selama kurun waktu  januari sampai oktober 2023 nilai impor mencapai 16. 925.950 USD. Barang yang paling banyak diimpor diantaranya mesin dan pesawat mekanik, perkakas, perangkat potong serta mesin dan peralatan listrik. (CNBC Indonesia, 16 /11/2023).

Ketiga, Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomati dengan Israel, namun Indonesia tetap memiliki hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan negara yang bersekutu dengan Israel yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis dan Australia.  Nilai investasi negara sekutu Israel di Indonesia cukup besar. Sampai tahun 2021, nilai investasi Amerika serikat di Indonesia mencapai 2.5 milliar USD (Databoks, 18/5/2022). Nilai investasi Inggris di Indonesia sampai tahun 2022 mencapai 507 juta USD (Databoks, 10/1/2023). Nilai investasi Jerman di Indonesia periode 2015-2021 mencapai 1 milliar USD dan sekitar 250 perusahaan Jerman beroperasi di Indonesia (Siaran Pers Kemenko perekonomian 6/10/2023). Sejak tahun1950 Indonesia sudah menjalin kerjasam dengan Perancis (Kemenlu RI). Nilai Investasi Perancis di Indonesia sampai tahun 2016 mencapai 109 juta USD (Databoks, 30/3/2017). Nilai investasi Australia kurun waktu 2019-2014 mencapai 1,96 miliar USD (Kementerian Investasi/BKPM, 13 Mei 2024).

Keempat, Memang Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun setidaknay ada 2 perusahaan yang beroperasi di Indoensia dna itu menajdi mesin pencetak keuntunagn material bagi Israel. Dua perusahaan itu pertama, waze yaitu   layanan peta digital yang menggunakan data real-time dari para penggunanya. Sebelum diakuisisi Google pada 2013, Waze adalah perusahaan yang didirikan pada 2008 di Israel oleh pengusaha asal Tel Aviv, Uri Levine; Ehud Shabtai; dan Amir Shunar. Kedua, Teva Pharmaceuticals Industries adalah perusahaan multinasional berbasis di Petah Tikva, Israel yang memproduksi berbagai produk farmasi. Hingga saat ini Teva merupakan produsen obat generik terbesar di dunia. (CNBC, 30/10/2023)

Keempat fakta tersebut jelas jelas mendatangkan keuntungan sangat besar bagi Israel baik secara ekonomi maupun politik yang menjadikan Isarel semakin kuat dan eksis tidak hanya dinegaranya sendiri tetapi juga di berbagai negara dibelahan dunia.

Tidak ada yang pernah mempersoalkan  investasi negara sekutu Israel di Indonesia, tidak pernah ada yang ribut dengan hadirnya perusahaan Israel di Indonesia, tidak pernah juga ada yang keberatan jika ada hubungan dagang dengan Israel. Kegaduhan dan keberatan selalu terjadi  jika ada personil ataupun organisasi yang berkunjung atau bertemu dengan Israel. Buktinya kegaduhan lebih besar terhadap pertemuan kelima tokoh muda NU yang bertemu  Presiden Israel Isaac Herzog dari pada merespon berbagai investasi dan perdagangan Israel di Indonesia. Ini menandakan sikap ambiguitas terhadap Isrel yang lebih suka ramai terhadap hal hal yang tidak pokok namun diam seribu bahasa terhadap yang sangat pokok atau substansi. Dalam pepatah jawa disebut "rame ing gawe, sepi ing pamrih" yang artinya lebih suka mempermasalahkan hal hal yang kurang substansi dan lupa kepada masalah masalah yang pokok atau utama yang berkaitan dengan anti atau memusuhi Israel.  Pertemuan lima tokoh NU dengan Presiden Israel  bukan sesuatu yang pokok atau substansi, apa lagi disikapi dengan mencibir, mencaci maki atau marah marah. Tidak mungkin dan bisa dikatakan mustahil kelima tokoh NU itu melakukan pengkhianatan kepada bangsa nya sendiri apa lagi ingin menyakiti warga Palestina.  Sebutan pengkhianatan kepada bangsa dan menyakiti warga Palestina  layak diberikan jika masih ada hubungan dagang dengan  israel, masih menerima investasi dari Israel maupun dari negara sekutu Israel dan mengimpor barang dari Israel  serta mempergunakan produk makanan, kosmetik dan mesin dari Israel. Mungkinkah bangsa Indonesia berhenti dari semua itu? Wallahu 'alam .

M. Saekan Muchith, Dosen Pascasarjana (S2) FITK UN Walisongo Semarang, Pemerhati Pendidikan & Sosial Politik Keagamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun