Mohon tunggu...
Muchammad Syaifudin
Muchammad Syaifudin Mohon Tunggu... -

Tuntutan tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbedaan Antara Hikayat Ibnu Hasan dengan Cerpen Surat dari Ibu

17 Februari 2016   21:39 Diperbarui: 17 Februari 2016   22:18 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  - Ibnu Hasan berwatak baik hati, tidak sombong, kalem, pendiam, dan penurut.

Kalimat pendukung: “Ibnu Hasan sedang lucu-lucuya, semua orang senang melihatnya, apalagi orang tuanya, namun demikian anak itu, tidak sombong, perilakunya kalem, walaupun hidupnya dimanjakan,…”

  - Syekh Hasan berwatak baik hati, bijaksana, dan penyayang.

Kalimat pendukung: “Syekh Hasan sangat bijaksana, mengasihi fakir miskin, menyayangi yang kekurangan, menasehati yang berikiran sempit, mengingatkan orang yang bodoh, diajari ilmu yang baik,…”

  - Ibu Ibnu Hasan memiliki watak baik hati dan penyayang.

Kalimat pendukung: “…hatinya sangat sedih, ibunya tidak tahan menangis terisak-isak, harus berpisah dengan putranya, yang masih sangat kecil, belum cukup usia.”

   - Mairin dan Mairum berwatak Setia.

Kalimat pendukung : “Mairun memikul semua perbekalan dan pakaian, sementara Mairin mengikuti dari belakang, sesekali menggantikan tugas Mairun.”

   - Saleh memiliki sifat sopan.

Kalimat pendukung: “Saleh menjawab dengan sopan,”Saya pulang sekolah.” Ibnu Hasan bertanya lagi,…”

   - Kyai guru memiliki watak baik hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun