- Ibnu Hasan berwatak baik hati, tidak sombong, kalem, pendiam, dan penurut.
Kalimat pendukung: “Ibnu Hasan sedang lucu-lucuya, semua orang senang melihatnya, apalagi orang tuanya, namun demikian anak itu, tidak sombong, perilakunya kalem, walaupun hidupnya dimanjakan,…”
- Syekh Hasan berwatak baik hati, bijaksana, dan penyayang.
Kalimat pendukung: “Syekh Hasan sangat bijaksana, mengasihi fakir miskin, menyayangi yang kekurangan, menasehati yang berikiran sempit, mengingatkan orang yang bodoh, diajari ilmu yang baik,…”
- Ibu Ibnu Hasan memiliki watak baik hati dan penyayang.
Kalimat pendukung: “…hatinya sangat sedih, ibunya tidak tahan menangis terisak-isak, harus berpisah dengan putranya, yang masih sangat kecil, belum cukup usia.”
- Mairin dan Mairum berwatak Setia.
Kalimat pendukung : “Mairun memikul semua perbekalan dan pakaian, sementara Mairin mengikuti dari belakang, sesekali menggantikan tugas Mairun.”
- Saleh memiliki sifat sopan.
Kalimat pendukung: “Saleh menjawab dengan sopan,”Saya pulang sekolah.” Ibnu Hasan bertanya lagi,…”
- Kyai guru memiliki watak baik hati.